Kapolres Kediri Kota Persuasif Terhadap Pendemo
Senin, 17 Juni 2013 22:25 WIB
Kediri (Antara Jatim) - Kepala Polres Kediri Kota AKBP Ratno Kuncoro menegaskan petugas akan melakukan tindakan atau langkah lebih persuasif dalam menangani unjuk rasa guna mencegah terjdinya korban jiwa atau terluka.
"Dalam pengamanan unjuk rasa, kami lebih mengedepankan dialog atau tindakan persuasif dan menjauhi kekerasan. Hal itu sudah diatur dalam peraturan Kapolri untuk pengamanan unjuk rasa," katanya saat memantau aksi solidaritas yang dilakukan jurnalis di depan TMP Kota Kediri, Senin malam.
Ia juga menegaskan, sudah minta anak buahnya untuk mematuhi aturan dari Kapolri tersebut. Untuk mencegah ada korban terluka, ia minta polisi tidak membawa senjata saat melakukan pengamanan.
"Di Kediri, kami arahkan petugas tidak membawa senjata, tapi semua juga disesuaikan dengan tingkat kerawanan. Namun, kami yakinkan sepanjang unjuk rasa baik akan dikawal lebih persuasif termasuk pekerja media," kata Kapolres.
Sejumlah wartawan dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) serta Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kediri, melakukan aksi solidaritas dan menuntut pengusutan kekerasan yang menimpa dua pekerja media.
Aksi solidaritas itu dilakukan oleh anggota AJI dan PWI Kota Kediri. Mereka membawa berbagai macam tulisan yang berisi kecaman atas tindakan yang dilakukan petugas. Selain membawa tulisan dan selebaran yang diberikan kepada para pengguna jalan, mereka juga membawa lilin sebagai simbol semakin memprihatinkannya posisi jurnalis. Mereka sering menjadi korban kekerasan petugas, bahkan hingga korban nyawa.
Koordinator aksi Danu Sukoendro mengatakan meningkatnya kekerasan pada jurnalis di Indonesia termasuk hal yang kontrapoduktif di tengah iklim kebebasan pers yang bergulir sejak era roformasi. Ironisnya, proses hukum pada pelaku kekerasan tidak pernah jelas, khususnya terhadap petugas atau aparat.
Pihaknya menyebut, kasus kekerasan yang terakhir terjadi pada Nugroho Anton, jurnais dari Trans7 yang terkena serpihan gas air mata saat meliput aksi penolakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) di Jambi dan Roby Kelery, fotografer di Ternate yang terkena peluru karet di paha sebelah kiri saat meiput aksi unjuk rasa serupa. (*)