Nusantara Medika Utama Kucurkan Investasi Rp72 Miliar
Senin, 22 April 2013 15:57 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - PT Nusantara Medika Utama, salah satu anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara X (Persero), mengucurkan investasi sekitar Rp72 miliar untuk penambahan berbagai fasilitas layanan kesehatan yang dikelolanya.
Direktur Utama PT Nusantara Medika Utama (NMU) Dr Ibnu Gunawan MM kepada wartawan di Surabaya, Senin, mengatakan saat ini pihaknya mengelola tiga rumah sakit dan 15 poliklinik satelit yang tersebar di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Ketiga rumah sakit itu masing-masing RS Gatoel di Mojokerto, RS Toeloengredjo (Kediri) dan RS Perkebunan (Jember), dengan jumlah kapasitas tempat tidur pasien sebanyak 360 unit.
Adapun 15 poliklinik yang dikelola tersebar di berbagai kota, antara lain Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Jombang, Nganjuk, Kediri, Tulungagung, dan Klaten.
"Kami siapkan dana investasi sebesar Rp72 miliar untuk menambah fasilitas guna meningkatkan mutu pelayanan di rumah sakit dan poliklinik tersebut," ucapnya.
Dari jumlah investasi itu, lanjut Ibnu, sekitar Rp25 miliar dialokasikan untuk peningkatan layanan dan fasilitas di RS Gatoel, seperti menambah ruang rawat inap kelas satu, kamar operasi, ruangan ICU dan ICCU, serta ruangan CSSD (Central Sterilized Supply Department).
"Saat ini RS Gatoel juga telah merintis pelayanan 'brain and spine', pengembangan pelayanan urologi serta optimalisasi kamar operasi, ICU dan laboratorium," ujarnya.
Sementara RS Perkebunan, Jember, berencana membangun gedung tiga lantai untuk peningkatan mutu layanan unit gawat darurat, penunjang medis (laboratorium, radiologi, farmasi), pelayanan kebidanan dan kandungan, kamar operasi, ruang pemulihan, ICU, ICCU, dan ruang catheterisation laboratory.
"Rencana pengembangan itu membutuhkan investasi lebih kurang Rp35 miliar dan dananya sudah disiapkan," tambah Ibnu.
Selama ini, RS Perkebunan terkenal dengan layanan unggul dalam hal "brain and spine", bedah orthopaedi dan rehabilitasi medik, spesialis anak dan tumbuh kembang serta hemodialisis.
Sedangkan untuk RS Toeloengredjo, Kediri, akan melakukan pengembangan layanan bedah urologi dengan menyediakan alat ESWL (Extra Corporeal Shock Wafe Lithotripsy) dalam penyembuhan penyakit batu ginjal.
Untuk 15 poliklinik satelit, NMU akan melakukan perluasan pasar, karena selama ini poliklinik-poliklinik tersebut telah memiliki pasar yang jelas, yakni karyawan, pensiunan dan keluarga PTPN X.
"Ke depan, kami akan mengadakan perubahan beberapa lokasi poliklinik agar lebih mudah diakses masyarakat dari luar PTPN X. Kami telah melakukan kajian bisnis untuk merealisasikan rencana itu," tuturnya.
Menurut ia, transformasi korporasi dari unit bisnis strategis menjadi anak usaha mandiri akan membuat lini bisnis jasa kesehatan ini semakin bisa melakukan optimalisasi kinerja, pelayanan dan kualitas tata kelola.
Dengan menjadi anak usaha, pihaknya bisa melakukan perencanaan bisnis secara lebih fokus, selain juga tercipta "cost leadership" sehingga semua perencanaan ekspansi lebih tepat guna dan tepat hasil.
Ia mengakui bahwa tingkat persaingan di industri jasa pelayanan kesehatan semakin ketat, seiring banyaknya penyedia jasa yang bermunculan untuk menggaet potensi pasar. (*)