Caleg Perempuan Gerindra Surabaya Protes
Minggu, 21 April 2013 21:02 WIB
Surabaya (Antara Jatim) - Sejumlah bakal calon anggota legislator perempuan memprotes kebijakan pengurus DPC Partai Gerindra Kota Surabaya yang tidak menempatkan caleg perempuan di nomor urut pertama dalam daftar caleg sementara.
Salah seorang anggota caleg perempuan Gerindra Lutfiah, Minggu, mengatakan dalam peringatan Hari Kartini ini, pihaknya sangat menyayangkan masih banyak yang tidak menghargai perempuan dalam dunia politik.
"Salah satu contohnya, pada Pemilu 2009, Gerindra Surabaya sangat menghargai perempuan, tapi pada pemilu mendatang tidak," kata anggota Komisi A DPRD Surabaya ini.
Menurut dia, di antara lima dapil (daerah pemilihan) ada tiga dapil yang diberikan nomor urut satu adalah perempuan. Padahal kualitas laki-laki belum tentu melebihi perempuan.
Lutfiah mengaku kesal karena tidak berhasil merjuangkan hak perempuan di partainya sendiri. "Sekarang laki-laki semua yang mendapat nomor urut satu," ujarnya.
Ia mengatakan sudah ikut berjuang membesarkan Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto dari awal hingga menjadi partai besar seperti saat ini.
"Dulu saya mendapat nomor urut satu, tapi sekarang saya mendapat nomor urut dua. Padahal sudah ada data yang jelas bahwa suara terbanyak Gerindra Surabaya di Tambaksari tempat tinggal saya. Itu daerah hasil kerja saya," katanya.
Selain itu, pihaknya merasa iri hati dengan partai lain yang menempatkan caleg perempuan di nomor urut satu, seperti halnya di Partai Golkar ada tiga dapil yang nomor urut pertama diisi caleg perempuan.
Hal sama diungkapkan caleg perempuan lainnya, Yayuk Puji Rahayu. Meski ia sekarang menjadi caleg DPRD Jatim dapil satu Surabaya-Sidoarjo, namun ia mengakui bahwa posisi caleg perempuan belum memiliki daya tawar di Partai Gerindra.
"Pada pemilu 2009, caleg perempuan nomor satu adalah saya dan bu Lutfiah. Alhamdulillah, keduanya jadi anggota DPRD Surabaya," kata anggota Komisi D DPRD Surabaya ini.
Secara kuota perempuan yang ditentukan KPU, Yayuk mengatakan bahwa Partai Gerindra sudah memenuhi. Hanya saja, yang menjadi pertanyaan adalah nomor urut pertama yang sama sekali tidak menempatkan caleg perempuan.
"Ini kesannya hanya melengkapi kuota perempuan saja. Mungkin partai memiliki penilaian lain caleg perempuan tidak harus di nomor satu," ujarnya.
Ketua DPC Partai Gerindra Surabaya Sutadi mengatakan kuota minimal 30 persen keterwakilan perempuan di setiap Dapil sudah terpenuhi.
Hanya saja, lanjut dia, jika sebelumnya ada dua caleg perempuan di nomor urut pertama, Luthfiyah dan Yayuk Puji Rahayu, kali ini tidak ada. Namun di Dapil dua dan tiga ada bakal caleg perempuan yang menempati nomor urut dua.
"Saya rasa sistem Pemilu sekarang kan bukan nomor urut. Yang jelas, bagi internal Gerindra tidak ada masalah soal nomor urut. Artinya, tidak ada yang berebut atau mempermasalahkan nomor urut. Mereka siap dengan nomor berapapun," katanya. (*)