Legislator: Penyimpanan Soal UN tak Representatif
Jumat, 19 April 2013 19:08 WIB
Malang (Antara Jatim) - Ketua Komisi D DPRD Kota Malang, Jawa Timur, Fransisca Rahayu Budiwiarti menyatakan jika penyimpanan soal-soal ujian nasional untuk SMP tidak representatif, sehingga rentan rusak.
"Tempat penyimpanan di Polsek Lowokwaru terlalu sempit areanya, sehingga rentan terhadap kerusakan maupun tertukar dengan soal-soal lain. Memang, bangunan Polseknya masih baru, tapi kalau tidak memadai areanya kan sama saja," tegas Fransisca di Malang, Jumat.
Politisi Partai Demokrat itu mengatakan, dengan area yang sempit itu menjadikan tempat penyimpanan kurang nyaman, sehingga soal-soal UN banyak yang lusuh, apalagi soal untuk SMP ini jumlahnya lebih banyak.
Oleh karena itu, lanjutnya, Dinas Pendidikan (Diknas) maupun pengawas independen dan dari pihak sekolah harus melakukan antisipasi lebih cermat agar tidak sampai terjadi kerusakan pada soal maupun lembar jawabannya.
Akan lebih baik, tegasnya, jika soal-soal UN tersebut kembali disimpan di Polres Malang Kota, karena areanya lebih luas dan lebih nyaman, sehingga kemungkinan terjadinya soal tertukar akan semakin kecil.
"Tahun-tahun sebelumnya kan disimpan di Polresta, tapi kenapa sekarang di Polsek Lowokwaru. Kami berharap tahun depan, bahkan jika mungkin untuk UN SD sudah disimpan di polresta kembali," katanya, menandaskan.
Jumlah peserta UN 2013 jenjang SMP negeri dan swasta sebanyak 11.413 peserta serta MTs negeri dan swasta sebanyak 1.315 peserta.
Tahun ini Diknas Kota Malang membidik posisi 10 besar nilai UN terbaik Jatim. Tahun lalu, Kota Malang hanya mampu menembus peringkat ke-35 dari 38 kota dan kabupaten yang ada di Jatim.
"Paling tidak harus mampu menembus peringkat sepuluh besar, bahkan kalau memungkinkan ya lima besar," tegas Kedisdik Kota Malang Sri Wahyuningtyas.(*)