Malang (ANTARA) - Menteri Menteri Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yulianto menyatakan Kontes Kapal Indonesia (KKI) dan Abdidaya Ormawa 2025 merupakan investasi strategis bagi negara.
"Bagi negara, kedua ajang ini (KKI dan Abdidaya Ormawa) bukan sekadar ajang lomba tahunan, melainkan investasi strategis untuk mencetak generasi muda yang berani menghadapi ketidakpastian, piawai menciptakan solusi berbasis sains, serta memiliki kepedulian sosial yang kuat," kata Mendiktisaintek Brian dalam keterangan Humas Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang diterima di Malang, Jawa Timur, Jumat.
Mendiktisaintek mengatakan hal itu saat membuka KKI dan Abdidaya Ormawa 2025 di Malang, Kamis malam.
Menurutnya, KKI adalah arena inovasi maritim yang memperkuat visi Indonesia sebagai poros maritim dunia. Sedangkan Abdidaya menunjukkan bagaimana mahasiswa membaca kebutuhan masyarakat melalui program yang inovatif dan berkelanjutan.
Penyelenggaraan terpadu KKI dan Abdidaya, menurutnya, merupakan momentum penting untuk memperkuat budaya riset, rekayasa teknologi, dan pengabdian masyarakat.
Pada kesempatan itu Mendiktisaintek menyampaikan tiga pesan penting, yakni keberanian menghadapi masalah, kemampuan mencari solusi berbasis ilmu dan teknologi, serta komitmen pada keberlanjutan.
"Lomba ini adalah investasi untuk melahirkan pemimpin masa depan. Jangan hanya mengejar juara, namun hadirkan karya yang berdampak dan dapat direplikasi,” kata Mendiktisaintek Brian Yuliarto.
Ia mengapresiasi UMM atas konsistensinya membangun ekosistem inovasi mahasiswa dan penyelenggaraan terpadu KKI dan Abdidaya dalam memperkuat budaya riset, rekayasa teknologi, dan pengabdian masyarakat.
Sementara itu Ketua Pelaksana KKI Amrul Faruq menyebut penyelenggaraan tahun ini sebagai momen bersejarah, karena untuk pertama kalinya KKI dan Abdidaya digelar secara terpadu.
Tercatat ada 93 perguruan tinggi berpartisipasi dengan 131 tim KKI dan 119 tim Abdidaya. Jumlah tersebut mengalami peningkatan signifikan yang menunjukkan tingginya antusiasme mahasiswa terhadap inovasi maritim dan pemberdayaan masyarakat.
Ia menambahkan kualitas karya tahun ini meningkat pesat. “Desain kapal, sistem kontrol, dan pendekatan teknis mahasiswa semakin cerdas dan efisien. Abdidaya juga terus menjadi rujukan nasional dalam menilai program pengabdian masyarakat yang berorientasi keberlanjutan,” ujarnya.
Sementara itu Wakil Rektor III UMM Nur Subeki menekankan ajang tersebut tidak hanya melatih kemampuan teknis, tetapi juga membentuk karakter kepemimpinan dan mental kompetitif mahasiswa. Ruang kolaborasi lintas kampus seperti itu, menurutnya, sangat dibutuhkan untuk menghadapi persaingan global.
“Keberanian tampil dan membawa nama almamater adalah nilai penting dalam proses pembentukan calon pemimpin bangsa. Mereka bukan hanya peserta lomba, tetapi generasi masa depan yang sedang ditempa,” ujarnya.
