Bojonegoro - Tim SAR masyarakat Bojonegoro, Jawa Timur, menggelar simulasi evakuasi korban perahu tambang tenggelam di perairan Bengawan Solo di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander, dengan memanfaatkan perahu karet, Rabu. "Pelatihan evakuasi korban di air ini merupakan bentuk pelatihan praktik yang diberikan kepada 80 peserta pelatihan SAR masyarakat yang dilaksanakan selama empat hari," kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Kasiyanto, Rabu. Pelatihan evakuasi air di Bengawan Solo itu, diawali dengan peserta SAR masyarakat mengoperasionalkan dua buah perahu karet mengeliling perairan Bengawan Solo di daerah setempat. Menurut Kepala Unit SAR Brimob Polda Jatim di Bojonegoro Ipda Pol. Supardi, tim SAR masyarakat ini melakukan penyelamatan korban perahu tambang berpenumpang 10 orang yang tenggelam di daerah hulu Bengawan Solo. Dalam kejadian itu, lanjutnya, delapan penumpang langsung berhasil selamat karena berhasil berenang, namun dua penumpang lainnya berhasil ditemukan tim SAR masyarakat dalam keadaan luka-luka. "Prinsip pelatihan evakuasi air ini untuk melatih peserta melakukan penyisiran mencari korban di Bengawan Solo," katanya, menjelaskan. Sesuai skenario, lanjutnya, penyisiran itu dilakukan dari posko SAR di Taman Bengawan Solo (TBS) di Desa Ledokwetan, Kecamatan Kota, yang kemudian mendatangi lokasi kejadian untuk mencari korban perahu tenggelam. "Selain menerima praktik evakuasi air, peserta SAR masyarakat juga menerima praktik menyelam dengan peralatan selam di Pemandian Dander di Kecamatan Dander," ucapnya, menambahkan. Mengenai asal 80 peserta SAR masyarakat ini, lanjut Kasiyanto, diambilkan dari 80 desa, mulai Kecamatan Margomulyo di wilayah barat hingga di Kecamatan Baureno di wilayah timur, yang daerahnya biasa menjadi langganan banjir luapan Bengawan Solo. "Harapan kita setelah mengikuti pelatihan, mereka bisa melakukan langkah awal kalau di daerahnya terjadi bencana," ucapnya. Menurut dia, peserta memperoleh materi pelatihan mengenai sistem informasi bencana banjir, teknis pertolongan awal saat terjadi bencana dan penanganannya, selain praktik menyelam , evakuasi air, juga praktik yang lainnya. Peserta, lanjutnya, juga memperoleh materi mengenai cara pelaporan kejadian banjir termasuk kejadian menonjol dalam bencana banjir kepada instansi terkait terutama pemkab. "Pelaporan awal dengan tepat akan memudahkan penanganan selanjutnya," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012