Bojonegoro - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro mengelar pelatihan penanggulangan bencana yang diikuti 80 warga di sepanjang daerah banjir Bengawan Solo di wilayah setempat, mulai Senin hingga Kamis (29/11). Kepala BPBD Bojonegoro Kasiyanto mengatakan, sebanyak 80 warga peserta pelatihan bencana itu, diambilkan dari 80 desa, masing-masing desa satu warga, yang tersebar di 15 kecamatan yang daerahnya biasa menjadi langganan banjir luapan Bengawan Solo dan anak sungainya. Para peserta, lanjutnya, memperoleh meteri pelatihan teori dan praktik penanggulangan bencana, di antaranya pertolongan pertama korban bencana, pendirian dapur umum, teknik identifikasi korban, evakuasi darat dan air. "Instruktur pelatihan dari jajaran Kodim 0813, Brimob Polda Jatim di Bojonegoro, Kepolisian Resor (Polres), juga BPBD," paparnya. Ia menyebutkan praktik yang akan dilakukan peserta yaitu menyelam, evakuasi darat dan evakuasi air langsung di Bengawan Solo dengan memanfaatkan perahu karet. Maksud pelatihan bencana ini, menurut dia, untuk memberdayakan masyarakat agar mampu membantu tim SAR kabupaten dalam menghadapi menghadapi bencana di daerah masing-masing peserta pelatihan. "Warga yang sudah memperoleh pelatihan bencana akan langsung melakukan langkah-langkah antisipasi kalau di wilayahnya terjadi bencana," katanya, menjelaskan. Sebab, lanjutnya, kejadian bencana yang sering terjadi selama ini, warga hanya menonton atau sebatas melapor ke pemkab tanpa melakukan langkah-langkah antisipasi. Oleh karena itu, lanjutnya, pihaknya memprogramkan akan memberikan pelatihan penanggulangan bencana berbasis masyarakat kepada warga lainnya yang daerahnya biasa menjadi langganan bencana. "Paling tidak yang sudah memperoleh pelatihan ada empat warga di setiap desa sehingga warga bisa menangani kejadian bencana dengan baik," jelasnya. Sebelum itu, Sekretaris PMI Cabang Bojonegoro Sukohawidodo menyatakan pihaknya bekerja sama dengan Palang Merah Norwegia menggelar pelatihan penanggulangan bencana berbasis masyarakat bagi warga di Desa Sarirejo, Mulyorejo dan Pilanggede, Kecamatan Balen. Di tiga desa itu, jelasnya, merupakan daerah langganan banjir luapan Bengawan Solo yang lokasinya terpencil dan sulit terjangkau tim SAR kabupaten. "Saat ini warga sudah mulai mempersiapkan diri menyediakan berbagai kebutuhan, seperti tas yang diisi bahan makanan, air minum, dalam menghadapi banjir Bengawan Solo," ucapnya, menjelaskan.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012