Bojonegoro - Jajaran Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, mewaspadai 15 tanggul kritis di Bengawan Solo dan anak sungainya di daerah setempat, Tuban dan Lamongan. "Tanggul kritis yang ada mengalami kerusakan dan berpotensi menimbulkan banjir yang mengancam wilayah sekitarnya baik pemukiman, areal pertanian dan lainnya," kata Kasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Jumat. Ia menyebutkan tanggul kritis baik tanggul Bengawan Solo maupun anak sungainya itu enam lokasi di Bojonegoro, tujuh di Lamongan dan dua di Tuban. Di Bojonegoro, di Kali Ganggang tanggul mengalami penurunan sepanjang 300 meter dan tanggul di Kali Mekuris di Desa Bogangin, Kecamatan Sumberrejo, rawan longsor sepanjang 30 meter. Masih di Kali Mekuris di Desa Pesen sampai Desa Simbatan Kecamatan Kanor, mengalami penurunan sepanjang 1.000 meter. Sementara itu, tanggul kanan Bengawan Solo di Desa Kanor, Kecamatan Kanor, sepanjang 200 meter dan tanggul desa di Desa Pilang, Kecamatan Kanor, sepanjang 2 kilometer, mengalami penurunan. Lainnya, tanggul kanan Bengawan Solo di Desa Kadungrejo, Kecamatan Baureno, juga mengalami penurunan sepanjang 700 meter. Di Lamongan, tanggul Bengawan Solo mengalami penurunan di Desa Mendolo, Kecamatan Glagah, Desa Candi Tunggi dan Desa Kalitengah, keduanya di Kecamatan Kalitengah, Desa Singkul, Kecamatan Laren, dan Desa Pringgoboyo, Kecamatan Meduran. Selain itu, juga tanggul Bengawan Solo di Desa Pangehan, Kecamatan Meduran dan tanggul desa di Desa Sekaran, Kecamatan Sekaran. Di Tuban, dua lokasi tanggul yang kritis yaitu tanggul Bengawan Solo di Desa Banjararum, Kecamatan Rengel dan Desa Bandungrejo, Kecamatan Plumpang. Mengantisipasi kerusakan tanggul itu, jelasnya, Balai Besar Bengawan Solo di Solo, Jawa Tengah, melakukan perbaikan tanggul Bengawan Solo, di sejumlah lokasi, seperti di Desa Banjararum, Kecamatan Rengel dan di Desa Bandungrejo, Kecamatan Plumpang. "Kami juga menyediakan berbagai kebutuhan mulai karung dan lainnya sebagai antisipasi menangani tanggul kritis kalau sewaktu-waktu terjadi banjir," katanya, menjelaskan. (*).

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012