Ketua Umum Jaringan Kyai Santri Nasional (JKSN) Prof. Dr. KH. Asep Syaifuddin Chalim mengimbau semua pihak bersikap bijak dalam menilai peristiwa ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.

Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah Surabaya dan Pacet tersebut dalam keterangan di Surabaya, Sabtu meminta aparat kepolisian bersikap arif dalam proses hukum atas musibah ini.

“Kami mengimbau kepada semua pihak, termasuk kepolisian hadapi semua ini dengan penuh kebijakan peristiwa di Buduran ini. Karena tidak mungkinlah peristiwa (ambruknya bangunan) tersebut dilakukan dengan kesengajaan. Dan Ponpes Al Khoziny itu usianya sudah ratusan tahun, dan tidak pernah itu terjadi,” ujarnya

Dia menjelaskan seratusan kyai dan santri yang tergabung dalam JKSN menggelar doa bersama dan tahlil di Ponpes Amanatul Ummah, Siwalankerto, Surabaya, untuk mendoakan para korban meninggal maupun selamat.

“Kami berharap para orang tua santri yang menjadi korban dalam musibah ini diberi kesabaran dan ketabahan serta mengikhlaskan anak-anaknya. Karena mereka telah meninggal secara syahid dan kelak di akhirat nanti merekalah yang akan membantu orang tuanya,” katanya.

Diketahui, bangunan tiga lantai Ponpes Al Khoziny Buduran, Sidoarjo, ambruk pada 29 September 2025 saat para santri menunaikan salat Asar. Akibat peristiwa itu, 63 santri meninggal dunia dan sejumlah lainnya luka-luka.

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025