Bojonegoro - Wakapolda Jatim Brigjen Eddi Sumantri mengemukakan kepolisian sudah memiliki pola preventif mencegah terjadinya kerusuhan di dalam pilkada dengan mencari informasi sejak dini gejala awal pemicu kerusuhan.
"Polisi akan menggali informasi sebanyak-banyak untuk mengetahui orang atau kelompok yang kemungkinan akan berbuat kerusuhan," katanya, usai upacara penempatan personel polres setempat ke tempat pemungutan suara (TPS) di wilayah Bojonegoro, Kamis.
Ia mengungkapkan pola yang dilakukan yaitu dengan mencari informasi secara langsung kemungkinan terjadinya kerusuhan di lapangan, juga dari petugas di TPS dan petugas keamanan lainnya.
"Misalnya dari informasi yang diterima ada orang atau kelompok yang akan membuat kerusuhan di lokasi pencoblosan, polisi akan langsung melakukan tindakan pencegahan," katanya, menegaskan.
Dihadapan personel polres yang akan mengamankan pilkada, ia juga menegaskan personel yang bertugas mengamankan pilkada harus secepatnya menguasai wilayahnya masing-masing.
Penguasaan wilayah, jelasnya, di antaranya meliputi lokasi masjid, mengetahui nama petugas TPS, tokoh masyarakat setempat, puskemas, juga yang lainnya sebagai modal informasi dalam pengamanan.
"Ada pepatah barang siapa menguasai informasi, dialah yang akan memenangkan peperangan," katanya, dengan nada mantap.
Namun ia meminta jajarannya yang mengamankan pilkada harus tetap bersikap netral dengan tidak berpihak, apalagi berusaha menenangkan salah satu calon.
Oleh karena itu, ia meminta petugas yang mengamankan pilkada bisa menjaga netralistas dengan melupakan sejenak hubungan dengan kerabat, temannya atau tetangganya yang terlibat sebagai tim sukses peserta pilkada.
"Karena tugas kita mengamankan pilkada bukan memenangkan salah satu calon," ucapnya.
Sebelum itu Kapolres Bojonegoro AKBP Rachmad Setyadi melaporkan sebanyak 551 personel polres akan ditugaskan untuk mengamankan 2.602 TPS di dalam pelaksanaan coblosan, pada 10 November.
Pola pengamanannya, jelasnya, setiap anggota mengamankan satu TPS hingga delapan TPS dengan mempertimbangan faktor kepadatan penduduk, juga tingkat kerawanan.
"Ada sembilan TPS di daerah terpencil, lainnya satu TPS di lembaga pemasyarakatan (Lapas) yang masing-masing TPS ditempatkan satu petugas," kata Kabag Ops Polres Kompol Agus Wahono, menambahkan.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012