Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, mulai mendistribusikan air bersih sejumlah desa yang mulai mengalami kekeringan pada musim kemarau tahun 2025.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Situbondo Sruwi Hartanto mengemukakan pemerintah daerah setempat telah mendistribusikan air bersih ke desa-desa yang sebelumnya telah mengajukan bantuan air karena sumber mata air mulai berkurang.
"Pendistribusian air bersih ke wilayah kekurangan air bersih sudah kami lakukan sejak 25 September lalu secara bergantian," katanya di Situbondo, Senin.
Menurut Sruwi, tim BPBD setempat pada hari ini mendistribusikan air bersih ke tiga titik yakni ke Dusun Polay dan Dusun Bendusa di Desa Jatisari (Kecamatan Arjasa), selanjutnya di Dusun Krajan dan Desa Kembangsari (Kecamatan Jatibanteng).
Berdasarkan laporan dan pengajuan bantuan pengiriman air bersih sampai dengan hari ini, kata dia, ada delapan titik yang tersebar di empat kecamatan yakni Kecamatan Suboh, Arjasa, Banyuputih dan Jatibanteng.
Rinciannya tiga titik di Dusun Sokaan Barat, Desa Gunung Putri (Kecamatan Suboh), satu titik di Dusun Sokaan, Desa Kembangsari (Kecamatan Jatibanteng), dua titik di Dusun Leduk dan Dusun Bendera, di Desa Sumberejo (Kecamatan Banyuputih), dan dua titik di Dusun Polay dan Dusun Bendusa, Desa Jatisari (Kecamatan Arjasa).
Untuk jumlah penduduk yang mengalami kekurangan air bersih di delapan titik tersebar di empat kecamatan itu, kata Sruwi, mencapai 6.824 jiwa.
"Mereka membutuhkan distribusi air bersih dan setiap satu kali distribusi air, kami salurkan 5.000 liter atau satu truk tangki," katanya.
Sruwi menyampaikan delapan titik di empat kecamatan tersebut setiap tahun menjadi langganan suplai air bersih saat memasuki musim kemarau.
Karena di wilayah itu, kata dia, sumber mata air mulai berkurang dan sumur bor yang ada juga belum bisa maksimal, sehingga harus dibantu pengiriman air dari pemerintah daerah setempat.
"Di tempat lainnya ada beberapa titik yang sudah terdapat sumur bor dan tidak lagi disuplai air bersih, sedangkan di delapan titik ini ada sumur bor tapi masih proses," kata Sruwi.
Editor : Vicki Febrianto
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025