Fraksi PDI Perjuangan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur mengusulkan pembangunan embung di sejumlah wilayah yang masuk kategori rawan banjir dan kekeringan sebagai solusi strategis pengelolaan air.
"Embung tidak hanya menjamin ketersediaan air bersih, tetapi juga mendukung irigasi pertanian, khususnya di daerah dengan kontur pegunungan dan wilayah tadah hujan," kata Anggota Fraksi PDIP DPRD Jatim Martin Hamonangan di Surabaya, Jawa Timur, Kamis.
Ia menjelaskan, di daerah dengan kontur pegunungan dan wilayah tadah hujan perlu pemikiran tata kelola agar air, dimana kondisi berlimpah saat musim hujan agar dimanfaatkan pada musim kering.
Martin mencontohkan kondisi di Kalibaru, Kabupaten Banyuwangi, setiap musim hujan melimpahnya air justru menjadi masalah karena menimbulkan banjir.
"Kalau sudah musim hujan, semua menolak air karena banjir, airnya terbuang. Kenapa tidak berpikir membuat embung? Ketika tadah hujan tinggi, air melimpah bisa ditampung," ujarnya.
Anggota Komisi D DPRD Jatim itu menambahkan pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) harus dibarengi dengan infrastruktur penampungan seperti embung dan sumur kelola.
Menurut dia, hal ini penting mengingat terjadinya alih fungsi lahan hutan tanaman keras menjadi lahan jagung dan tebu, yang berdampak pada menurunnya daya serap air tanah.
"Sekarang banyak hutan tanaman keras berubah jadi sawah jagung dan tebu, sehingga saat hujan deras airnya turun seperti air terjun," katanya.
Martin menegaskan pelarangan total penanaman tebu atau jagung bukan solusi praktis, namun perlu alternatif tata kelola air melalui embung atau sumur kelola untuk kebutuhan air minum dan pengairan sawah.
Ia juga menyoroti daerah yang mengalami krisis air, seperti Madura dan Bondowoso, di mana pengeboran hingga kedalaman 100-200 meter belum tentu menemukan sumber air.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur, sepanjang 2024 setidaknya 26 kabupaten/kota terdampak kekeringan.
Wilayah terparah meliputi Kabupaten Probolinggo, Sampang, Bangkalan, Pamekasan, Bondowoso, dan Lumajang, dengan lebih dari 400 ribu jiwa terdampak krisis air bersih, serta ribuan hektare lahan pertanian gagal panen akibat minimnya suplai irigasi.
Martin mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan pemerintah kabupaten/kota memprioritaskan pembangunan embung-embung baru di wilayah rawan banjir dan kekeringan sekaligus memperkuat program konservasi air.
"Dengan embung, kita bisa memutus siklus kekurangan air saat musim kemarau dan meminimalkan kerugian akibat banjir saat musim hujan," ujarnya.
Editor : Vicki Febrianto
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2025