Trenggalek - Tren harga cengkih di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur menurun sehingga para petani komoditas bahan baku rokok tersebut, sehingga memicu aksi jual agar mendapat keuntungan maksimal. "Kalau dijual sekarang, harganya memang sedang bagus-bagusnya. Biasanya harga terus menurun seiring datangnya puncak panen raya cengkih di Kabupaten Trenggalek," kata Asikin, petani cengkih di Kecamatan Panggul, Selasa. Beberapa petani di Kecamatan Panggul menyebut harga cengkih cenderung menurun dari sebelumnya pernah menembus Rp200.000/kilogram cengkih kering, kini menyentuh harga Rp80.000/kilogram. "Akhr-akhir ini relatif bertahan di kisaran itu, kemarin masih bertahan di harga Rp83.000/kilogram tapi ini sedikit turun sekitar Rp80.000/kilogram," kata. pedagang cengkih, Asmungi. Ia memperkirakan harga cengkih bakal terus menurun. Tren negatif itu bukan disebabkan permainan tengkulak ataupun spekulan yang mencoba meraup untung lebih besar dalam jaringan perdagangan cengkih, namun lebih dikarenakan kian berlimpahnya persediaan cengkih di pasaran. Panen raya cengkih yang diprediksi jatuh sekitar pertengahan hingga akhir Agustus semakin membuat banyak petani mengkhawatirkan stabilitas harga bahan baku rokok tersebut selama beberapa pekan ke depan. Sebab bila mengacu pengalaman panen raya tiga tahun sebelumnya, harga cengkih bisa terjun bebas hingga di bawah batas psikologis/rasio keuntungan petani, yakni Rp50.000/kilogram. "Penurunan harga otomatis juga terjadi untuk jenis cengkih basah, dari sebelumnya di kisaran Rp27.000/kilogram menjadi Rp25.000/kilogram. Kami berharap harga ini stabil hingga puncak panen raya nanti," kata Nurkholis, petani cengkih di Kecamatan Munjungan. Kepala Dinas Pertanian Kehutanan dan Perkebunan (Perhutbun) Kabupaten Trenggalek, Joko Surono menyatakan, secara umum harga cengkih di Kabupaten Trenggalek masih cukup stabil, yakni ekivalen berkutat di kisaran harga Rp25.000-Rp27.000/kilogram untuk jenis cengkih basah, serta Rp80.000-Rp83.000/kilogram untuk jenis cengkih kering. "Produktivitas cengkih di Kabupaten Trenggalek selama triwulan terakhir (periode April-Juni) tercatat mencapai 89,75 ton. Saya kira produksi cengkih di wilayah kami akan melonjak tajam di triwulan ketiga ini karena diperkirakan panen raya jatuh sekitar bulan Agustus dan mungkin berlanjut hingga September," jelasnya. Volume produksi tersebut merupakan hasil pendataan dinas perhutbun selama periode April-Juni dengan luasan lahan sekitar 4.692,25 hektare. Joko tak secara spesifik mengulas tren penurunan harga cengkih sebagaimana mulai dikhawatirkan para petani. Namun ia mengisyaratkan gelagat tersebut sulit dihindari petani karena harga cengkih akan sangat dipengaruhi mekanisme pasar, dimana stok barang melimpah sementara permintaan tetap maka nilai tukar barang otomatis menurun.(*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012