Pacitan - Sejumlah pedagang memprotes keras kegiatan operasi pasar sembako murah yang digelar di dalam kompleks Pasar Minulyo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Selasa. "Kami tidak mempermasalahkan kegiatannya, tapi kami keberatan jika operasi pasar murah itu digelar di dalam kompleks pasar," ujar salah seorang pedagang Pasar Minulyo, Sartinah. Sartinah, dan sejumlah pedagang mengaku khawatir kegiatan operasi pasar sembako murah tersebut berpengaruh langsung terhadap dagangan mereka. Sebab jika dipaksakan tetap beroperasi di dalam area pasar, hal itu akan menyebabkan jualan sembako sejenis milik pedagang tidak laku. "Kalau ada yang menjual dengan harga jauh lebih murah, jelas yang lain kalah. Secara kode etik saja, itu sudah tidak benar," timpal Murtini, pedagang sembako lain di Pasar Minulyo. Mewakili pedagang lain, Murtini dan Sartinah mendesak panitia pasar murah agar terlebih dahulu mengkoordinasikan kegiatan mereka dengan semua pihak terkait, terutama pedagang pasar. Mereka juga menuntut supaya teknis pelaksanaan operasi pasar diatur sedemikian rupa Hanya saja sehingga imbas kegiatan tersebut tidak langsung dirasakan pedagang, misalnya lokasi pelaksanaannya yang tidak berdekatan dengan pasar. Dengan begitu, para pedagang Pasar Minulyo tidak perlu resah karena omzet mereka tidak akan terpengaruh. Operasi pasar murah merupakan agenda kegiatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerjasama dengan Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskopindag) di masing-masing daerah. Di semua daerah di Jatim, fokus kegiatan pasar murah memang diproyeksikan digelar di dalam pasar, termasuk di Kota Pacitan yang mengambil setting tempat dalam kompleks Pasar Minulyo. Disperindag Pacitan pada akhirnya setuju dengan tuntutan pedagang dan memindahkan titik lokasi kegiatan mereka di depan pasar. Pasar murah menyediakan tiga komoditi sembako yang selama ini paling banyak diburu masyarakat, yakni beras premium, gula pasir, serta minyak goreng. Tiga komoditi sembako tersebut dijual lebih murah karena Pemprov Jatim telah mensubsidi seluruh biaya angkut, dari produsen hingga konsumen. Keterangan pihak disperindag, sekilo minyak goreng hanya dijual Rp10.500. atau lebih murah dari produk serupa yang dijual di pasaran dengan harga Rp11.500. Demikian pula dengan gula yang hanya dijual Rp10.500 per kilogram. Harga itu lebih rendah dibanding harga di tingkat pedagang yang masih berada di kisaran Rp12.000-Rp12.500 per kilogram. (*)

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012