Trenggalek - Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan menyebut tradisi makan tiwul atau gaplek yang biasa dilakukan sebagian masyarakat Jawa, khususnya di Kabupaten Trenggalek, sebagai sesuatu yang keren dan patut dilestarikan dalam rangka diversifikasi pangan. "Jangan pernah malu untuk makan gaplek. Makanan ini juga keren kok, sama seperti halnya nasi," cetusnya saat menyampaikan sambutan dalam acara panen raya padi hibrida dan pencanangan penanaman tanaman kedelai dan jagung di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Selasa. Rusman yang hadir secara khusus di salah satu kawasan eks-daerah tertinggal Jawa Timur bersama Staf Ahli Kepresidenan Bidang Tanaman Pangan, Jusuf Gunawan, menyerukan agar masyarakat tidak melulu bergantung pada konsumsi nasi (beras). Menurutnya, unsur kabohidrat pada ubi-ubian, terutama singkong dan ketela pohon hampir sama dengan beras. Keengganan masyarakat Indonesia untuk mengkonsumsi bahan makanan nonberas lebih dikarenakan faktor gengsi yang terlalu tinggi. "Jangan sombong. Jangan karena kita makan tiwul, singkong dan semacamnya lalu merasa rendah derajatnya, tidak. Ini adalah kearifan lokal yang harus diangkat kembali," serunya. Wamen tidak serta merta mendorong masyarakat untuk meninggalkan sama sekali kebiasaan mengkonsumsi beras. Namun menurutnya, tradisi itu secara perlahan bisa dikurangi supaya tingkat konsumsi beras masyarakat Indonesia tidak terlalu tinggi. Salah satu upaya paling logis bisa dilakukan untuk melaksanakan program diversifikasi pangan tersebut menurut Rusman adalah dengan mencampur tiwul/gaplek dengan beras. "Kalau sudah begitu, minimal ada perimbangan antara produktivitas dan konsumsi beras," tegasnya. Dalam kesempatan itu, Rusman kembali mengulang target besar di bidang pertanian yang telah diputuskan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Target besar di bidang pertanian itu dalam penjelasan Wamen Pertanian, mencakup program "empat sukses", yakni sukses dibidang swasembada pangan berkelanjutan, diversifikasi pangan, peningkatan kualitas dan nilai tambah tanaman pangan, serta kesejahteraan petani. Secara khusus, wamen menyampaikan apresiasi terhadap pengembangan teknologi pertanian di Kabupaten Trenggalek yang dinilainya cukup menonjol. Panen raya padi hibrida seluas kurang lebih 6.400 hektare selama musim tanam kedua tahun 2012 ini menunjukkan kemampuan daerah dalam mendukung upaya swasembada pangan berkelanjutan serta peningkatan kualitas dan tanaman pangan yang dicanangkan pemerintah. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012