Surabaya - Unilever Indonesia melalui merek sabun kesehatan Lifebuoy mengedukasi guru dari 75 sekolah dasar di Jawa Timur untuk melakukan kebiasaan sehat dengan merealisasi perilaku hidup bersih dan sehat. "Salah satunya melakukan cuci tangan pakai sabun pada lima saat penting selama 21 hari tanpa putus," kata "Public Health and Education Executive" Yayasan Unilever Indonesia, dr Leo Indarwahono, dalam Pelatihan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk kepala sekolah/guru di Surabaya, Rabu. Menurut dia, perilaku sehat dengan cuci tangan pakai sabun pada lima saat penting merupakan cara mudah dan murah untuk mencegah terjadinya 10 masalah kesehatan diantaranya diare dan pneumonia (infeksi saluran pernapasan atas/ISPA). "Cuci tangan pakai sabun bisa memutus penularan bibit penyakit melalui tangan atau permukaan kulit, sehingga tidak masuk ke dalam tubuh," ujarnya. Ia berharap, melalui pelatihan ini terutama bagi siswa SD dan keluarga Indonesia dapat membantu mewujudkan negara ini menjadi lebih sehat. Apalagi, kini upaya mewujudkan Indonesia yang lebih sehat masih menjadi tantangan bersama. "Sesuai data 'WHO', pneumonia/ISPA merupakan salah satu penyebab kematian pada anak terbesar di seluruh dunia atau sebagai penyebab kematian sekitar dua juta balita," katanya. Sementara, tambah dia, saat ini Indonesia merupakan negara dengan tingkat kejadian pneumonia tertinggi keenam di seluruh dunia. Di sisi lain, kasus diare, Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) dan Demam Typhoid mendominasi kasus masyarakat yang datang ke Poli Penyakit Dalam. "Bahkan, mereka sampai perlu melakukan rawat inap. Kondisi tersebut banyak terjadi pada akhir tahun 2011 hingga sekarang," katanya. Ia mengemukakan, seluruh penyakit ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi baik virus (Diare/ISPA) atau bakteri (Demam Typhoid/Diare). Padahal tingkat kejadian diare dan ISPA dapat dicegah dengan upaya yang mudah dan murah yakni perilaku sehat seperti CTPS. "Akan tetapi, sampai saat ini perilaku hidup bersih dan sehat serta cuci tangan pakai sabun masyarakat di Tanah Air masih rendah," katanya. Ia melanjutkan, sesuai Indeks Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM) 2010 menunjukkan persentase rumah tangga yang memenuhi kriteria perilaku hidup bersih dan sehat dengan kategori baik secara rata-rata nasional hanya 35,8 persen. "Sementara, penduduk Indonesia yang berperilaku benar dalam melakukan cuci tangan pakai sabun secara rata-rata nasional hanya 24,5 persen," katanya. Untuk itu, harap dia, dengan banyaknya sosialisasi dan pelatihan tersebut dapat mendukung pemerintah guna mencapai target perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga bisa mencapai 70 persen pada tahun 2014. "Walau demikian, kini pelatihan PHBS di Surabaya dapat disosialisasikan ke masyarakat lain sehingga peserta Gerakan 21 Hari Lifebuoy di Jatim mencapai 150 sekolah dasar. Bahkan, di NTT diharapkan mencapai 16 sekolah," katanya.(*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012