Bojonegoro - Balai Besar Bengawan Solo di Solo Jateng, merencanakan membangun "folder" atau tanggul penahan luapan banjir Bengawan Solo di Desa Sumbangtimun dan Kandangan, Kecamatan Malo, Bojonegoro, Jatim, untuk mengamankan areal pertanian setempat. Kepala Bidang Program dan Perencanaan Balai Besar Bengawan Solo di Solo Jateng Lilik Retno, di Bojonegoro, Selasa, mengatakan, pembangunan folder tersebut masih dalam tahap penyusunan desain rinci dan pekerjaan konstruksi dijadwalkan dimulai pada 2014. Pemilihan lokasi tersebut memperhitungkan dua desa itu yang memiliki luas 398 hektare, merupakan daerah yang paling awal terkena luapan banjir sungai terpanjang di Jawa pada posisi siaga I. "Pembuatan desain rinci folder akhir tahun rampung. Kalau sekarang, berapa besar biayanya masih belum tahu, termasuk panjang tanggul," katanya, usai pertemuan konsultasi masyarakat dalam pelaksanaan pekerjaan desain rinci pengaturan kawasan rawan banjir di Bojonegoro. Ia menjelaskan, konsep folder ini berbeda dengan tanggul Bengawan Solo yang sudah ada, sebab di folder dilengkapi dengan sejumlah pintu bangunan air. Pola kerjanya, menurut dia, folder hanya berfungsi sementara untuk menahan luapan air Bengawan Solo, untuk memberikan kesempatan kepada para petani memanen tanaman padinya. Namun, dikatakan, pintu bangunan air dibuka kalau genangan air luapan Bengawan Solo akan mulai melimpas folder. "Tapi sebelum areal pertanian terendam banjir, para petani sudah memanen tanaman padinya juga yang lainnya," ucapnya. Mengenai rencana pembangunan gedung pengungsi korban banjir, menurut dia, masih harus dimatangkan dengan melakukan pembahasan bersama pihak terkait. "Misalnya harus ada kejelasan siapa yang membangun jalan ke arah gedung pengungsi," ujarnya. Sementara itu, Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Bojonegoro Soehadi Moelyono, mengatakan, pihaknya dengan seluruh jajaran di kecamatan hingga desa yang biasa menjadi daerah langganan banjir Bengawan Solo, mendukung pembangunan folder dan gedung pengungsi. Pemkab, lanjutnya, sudah membebaskan tanah seluas 1 hektare di Desa Trucuk, Kecamatan Trucuk, yang direncanakan untuk lokasi gedung pengungsi. "Kami mendesak Balai Besar Bengawan Solo merealisasikan pembangunan gedung pengungsi, sebab tanahnya sudah tersedia," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012