Bojonegoro - Jajaran Pemkab Bojonegoro, Jatim, segera menertibkan penambang pasir mekanik yang beroperasi di sejumlah lokasi Perairan Bengawan Solo di wilayah setempat yang kembali marak pada musim kemarau ini. Kepala Kantor Satpol PP Pemkab Bojonegoro Kamidin, Senin, mengatakan, penertiban penambang pasir mekanik di Bengawan Solo, itu akan terus dilakukan. Penertiban itu tidak lagi hanya menyita peralatannya, tapi akan dilakukan dengan memproses secara hukum dengan menetapkan pemiliknya sebagai tersangka, sekaligus menyita peralatan penambang pasir mekanik sebagai barang bukti dan menyerahkan kasusnya ke polisi, jelasnya. "Kami sudah memproses satu penambang pasir mekanik di Desa Ngulanan Kecamatan Dander dan menyerahkan kasusnya ke polisi, pekan lalu," katanya, mengungkapkan. Ia menjelaskan, pihaknya sudah mengirimkan surat kepada seluruh camat yang daerahnya dilalui Bengawan Solo, untuk diteruskan kepada desa. Isi surat itu, menurut dia, meminta jajaran desa ikut menertibkan penambang pasir mekanik di wilayahnya masing-masing, dengan alasan penambang pasir secara mekanik melanggar ketentuan. "Surat yang kami kirimkan tidak membuahkan hasil, penambang pasir mekanik tetap jalan. Justru, jajaran desa ikut mendukung keberadaan penambang pasir mekanik dengan menarik iuran," ujarnya. Ia berpendapat, kerusakan yang ditimbulkan penambang pasir mekanik di perairan Bengawan Solo, baru akan terlihat sekitar lima tahun. Ia mencontohkan, longsornya tebing Bengawan Solo di Desa Banjarjo, Kecamatan Kota, yang merusak pemukiman warga, juga akibat penambang pasir mekanik di wilayah utaranya di Desa Banjarsari, Kecamatan Trucuk. Sementara itu, seorang warga Desa Simo, Kecamatan Soko, Tuban, Suyitno (56), mengatakan, warga di desanya tidak bisa berbuat banyak menghadapi belasan penambang pasir mekanik yang beroperasi di Desa Semanding dan Campurejo, Kecamatan Kota Bojonegoro. Padahal, lanjutnya, tebing Bengawan Solo di desa setempat, yang berseberangan dengan Desa Semanding dan Campurejo itu, mulai longsor belasan meter. "Warga terpaksa melempari batu kalau penambang pasir mekanik mendekat ke wilayah desa kami," kata seorang warga lainnya Sadi menambahkan.

Pewarta:

Editor : Endang Sukarelawati


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012