Tulungagung - Bencana puting beliung yang melanda Kabupaten Tulungagung, Jumat sore menyebabkan seorang balita tewas dan dua lainnya yang masih satu keluarga kritis akibat tertimpa reruntuhan rumah mereka yang ambruk. "Korban meninggal karena mengalami gegar kepala akibat benturan benda keras yang mengenai sebagian besar permukaan tubuhnya," ujar dokter jaga ruang instalasi rawat darurat RSUD dr Iskak, dr Valentono. Ia menyebut, total ada tiga korban puting beliung yang dilarikan ke rumah sakit daerah tempatnya bekerja. Selain korban balita bernama Kuncara yang masih berusia 3 tahun, dua korban lain yang mengalami luka parah adalah sepasang kakek-nenek bernama Wardiman (63) serta Satirah (60). Ketiga korban ini masih satu keluarga asal Desa Doroampel, Kecamatan Sumbergempol. Mereka mengalami luka-luka cukup serius hingga menyebabkan salah satu di antaranya meninggal dunia setelah rumah mereka yang terbuat dari bambu ambruk dihempas hujan disertai puting beliung. Selain korban Kuncara dan kakek-neneknya, ibu balita bernasib malang ini (Ika) sebenarnya juga sempat tertimpa reruntuhan rumah. Namun luka yang dialami ibu muda yang baru berusia 21 tahun ini relatif ringan sehingga tidak sampai menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Satirah dalam kondisi sadar ketika menjalani perawatan dirumah sakit mengatakan bahwa dirinya pada saat itu memang sedang berada di dalam rumah. Ketika angin mulai kencang dan mereka ingin beranjak keluar untuk mencari tempat perlindungan yang aman, rumah mereka keburu ambruk diterpa angin kencang sehingga menimpa seluruh penghuni yang ada di dalamnya. Wardiman yang ada paling dekat dengan pintu keluar justru terkena runtuhan balok kayu di bagian punggung, sementara Satirah terkena kayu kecil dan genting yang mengenai kepalanya. "Kami semua akan keluar tetapi angin sudah merobohkan rumah," tuturnya. Sriyanah, anak dari Wardiman dan juga Satirah yang tinggal tidak jauh dari rumah korban menceritakan, saat kejadian, anggota keluarganya tidak sempat menyelamatkan diri saat bencana puting beliung mulai menerjang. Kuncara yang saat itu berada digendongan belakang ibunya bahkan harus meregang nyawa lebih dahulu setelah balok kayu seukuran pahan orang dewas menghantam kepalanya. "Kejadiannya begitu cepat. Angin kencang mirip 'lesus' (istilah puting beliung dalam bahasa Jawa) itu tiba-tiba datang menghajar apa saja yang dilewatinya termasuk rumah kami hingga ambruk rata dengan tanah," papar Sriyanah. Bersamaan dengan musibah yang terjadi di Desa Doroampel ini, hujan deras disertai angin puting beliung juga menerjang dua desa dekatnya, yakni yakni Desa Tanjungsari, Kecamatan Boyolangu serta Desa Wonorejo, Kecamatan Sumbergempol. Belum diketahui berapa rumah yang rusak maupun kerugian materiil yang ditimbulkan akibat bencana lokal tersebut. Data sementara yang berhasil dihimpun koresponden ANTARA dari beberapa narasumber, dua rumah dipastikan rusak berat akibat ambruk sementara beberapa lainnya mengalami rusak ringan. Hujan deras disertai angin kencang melanda sebagian besar kawasan di Kabupaten Tulungagung, mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB juga menyebabkan genangan banjir hingga setinggi lutut orang dewasa di beberapa ruas jalan pemukiman di pusat kota setempat. (*)

Pewarta:

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012