Kediri - Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional Kediri, Jawa Timur, mendekati Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di seluruh wilayahnya untuk optimalisasi penyerapan gabah petani. "Kami dekati Gapoktan dan kami sosialiasikan tentang harga gabah yang saat ini memang cukup bagus. Kami terus berupaya untuk melakukan penyerapan gabah petani," kata Kepala Bulog Subdivre Kediri, Agus Dwi Indiarto di Kediri, Kamis. Ia mengatakan, penyerapan gabah yang dilakukan Bulog Kediri sampai saat ini mencapai 39 ribu ton setara beras. Stok yang ada di gudang itu masih mencukupi sampai awal tahun 2013. Namun, ia mengatakan, penyerapan harus terus dilakukan. Selain para petani masih banyak yang tanam padi, musim panen sampai sekarang juga belum berakhir. Di beberapa daerah seperti Kabupaten Nganjuk, Kabupaten/Kota Kediri yang merupakan wilayah Bulog Kediri masih banyak petani yang belum panen. Selain mendekati Gapoktan, kata Agus juga mendekati para pemilik penggilingan, terutama yang kecil. Selama ini, hasil dari beras yang diserap Bulog banyak dari pengusaha penggilingan yang cukup besar, hingga pemilik usaha penggilingan yang kecil belum terjangkau maksimal. Padahal, potensi penyerapan gabah dari petani oleh para pemilik penggilingan kecil itu juga tinggi. Pihaknya menduga, para pengusaha penggilingan kecil itu merasa kebingungan saat akan bekerja sama dengan Bulog. Mereka tidak tahu pengurusan untuk kerja sama dengan Bulog. Padahal, untuk prosesnya tidak rumit. "Potensi dari para pengusaha penggilingan kecil juga sangat besar, hanya saja belum tergarap dengan optimal. Jadi, kami gencar untuk dekati mereka," ucapnya. Ia mengaku, sampai saat ini masih masih bekerja sama dengan 29 Gapoktan di wilayahnya, yaitu Kabupaten Nganjuk, Kabupaten/Kota Kediri. Saat ini, sedang mempersiapkan untuk panen pada Juni mendatang. Diharapkan, jumlah Gapoktan yang sudah kerjasama dengan Bulog akan semakin meningkat, hingga stok yang ada di gudang pun juga tinggi. Agus juga mengungkapkan, musim panen pada tahun ini lebih baik daripada tahun sebelumnya. Jika yang dulu, serangan hama cukup besar dan musim yang tidak tentu, saat ini serangan hama sudah mulai berkurang. Ia optimistis, targetan penyerapan gabah 2012 yang mencapai 92 ribu ton beras bisa terealisasi. Selain untuk keperluan penyaluran beras untuk warga miskin (raskin), juga untuk beras cadangan bencana. Menyinggung tentang raskin, Agus mengatakan penyaluran terus dilakukan. Sesuai dengan keputusan, jumlah warga penerima raskin mencapai 253.526 rumah tangga sasaran penerima manfaat (RTS-PM). Jumlah itu naik daripada sebelumnya yaitu 217.293 RTS-PM. Ia menyebut, dengan jumlah 217.293 RTS-PM jumlah biasanya menghabiskan sekitar 3.200 ton per bulan, namun dengan adanya tambahan jumlah warga penerima raskin, dipastikan jumlah raskin yang dikeluarkan juga bertambah, sekitar 3.800 per bulan. Walaupun naik, stok di gudang masih mencukupi untuk keperluan raskin. "Raskin sudah kami salurkan. Setiap RTS mendapatkan 15 kilogram dengan harga Rp1.600 perkilogram. Stok di gudang juga masih mencukupi," demikian Agus.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012