Pacitan - Dinas Peternakan Pacitan menggelar investigasi menyeluruh atas daging sapi "beracun" yang menyebabkan seorang warga tewas, dan beberapa lainnya harus menjalani perawatan intensif di puskesmas/rumah sakit setempat. "Kami tidak yakin kasus ini disebabkan oleh (penyakit) anthrax, karena memang tidak pernah ada di sini. Kemungkinan faktor lain, dan itu masih kami teliti," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Pacitan, Pamuji, Rabu. Dengan dasar data itu lah Pamuji menduga peristiwa keracunan satu keluarga dan kematian Ponco, warga Desa Kledung, Kecamatan Bandar, Jumat (27/4) lalu karena faktor lain, misalnya cara pengolahan makanan ternak yang kurang hegienis atau karena faktor lainnya. Apalagi, dari pengamatan petugas yang turun ke lokasi, induk sapi yang disembelih juga dalam kondisi sehat dan tidak terjangkit penyakit berbahaya. Pamuji mengatakan, ada tiga jenis penyakit ternak, khususnya sapi yang berbahaya bagi manusia yang mengkonsumsinya, yakni anthrax, sapi gila, serta tubercolusis (TBC). Namun ditegaskannya, kasus-kasus sapi terjangkit penyakit berbahaya itu belum pernah ada di Kabupaten Pacitan. Meskipun begitu, lanjut Pamuji, pihaknya tetap meningkatkan kewaspadaan, apalagi daerah mereka berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah (Jateng) yang beberapa waktu lalu dinyatakan positif terserang anthrax. "Anak sapi yang dipotong di Kecamatan Bandar itu karena tak mau menyusu kepada induknya, sehingga disembelih oleh pemilik," kata dia.(*)

Pewarta:

Editor : Chandra Hamdani Noer


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012