Gunung Raung yang berada di perbatasan Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi, Jawa Timur erupsi terus menerus hingga lima kali pada Selasa sejak pukul 09.30 WIB hingga 12.10 WIB.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Raung Mukijo dalam laporan tertulis yang diterima di Jember, Selasa, mencatat erupsi pertama gunung yang memiliki ketinggian 3.332 meter di atas permukaan laut (mdpl) terjadi pada pukul 09.30 WIB dan tinggi kolom letusan teramati sekitar 2.000 meter di atas puncak atau 5.332 mdpl.
"Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 32 mm dan durasi 282 detik," katanya.
Erupsi kedua terjadi pada pukul 10.25 WIB dan visual letusan tidak teramati. Saat laporan itu dibuat, erupsi masih berlangsung. Kemudian, pada pukul 10.31 WIB, Gunung Raung kembali erupsi untuk ketiga kalinya.
"Visual letusan tidak teramati. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 152 detik," tuturnya.
Gunung Raung kembali erupsi pada pukul 10.35 WIB dan visual letusan tidak teramati, namun erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 114 detik.
Selanjutnya, pada pukul 12.10 WIB, Gunung Raung erupsi kembali dan visual letusan tidak teramati. Erupsi itu terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 16 mm dan durasi 116 detik.
Sementara untuk aktivitas kegempaan Gunung Raung pada pengamatan Senin (23/12) tercatat mengalami tujuh kali gempa embusan dengan amplitudo 4-9 mm, tiga kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 8-32 mm, dan satu kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,5-8 mm.
Sementara itu, Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Muhammad Wafid dalam siaran persnya mengatakan bahwa erupsi Gunung Raung adalah hal yang wajar, mengingat tingkat aktivitas gunung tersebut adalah Level II (Waspada) dengan aktivitas fluktuatif dan potensi terjadi erupsi sewaktu-waktu.
"Produk erupsi Gunung Raung saat ini sebarannya terbatas di sekitar kawah/puncak, terutama untuk lontaran batu (pijar) kecuali hujan abu vulkanik yang bisa turun di daerah-daerah tertentu sesuai dengan arah dan kecepatan angin," katanya.
Ia mengimbau masyarakat dan pengunjung/wisatawan tidak mendekati pusat erupsi di kawah puncak dengan radius 3 km dan menuruni kaldera serta bermalam di kawasan kawah seiring dengan statusnya masih waspada.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024