PT Pertamina menargetkan produksi minyak mencapai 748 ribu barel oil per day (BOPD) pada tahun 2025, sebagai bagian dari upaya meningkatkan ketahanan energi nasional melalui optimalisasi sektor hulu dan investasi strategis.

Wakil Direktur Utama Pertamina Wiko Migantoro dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa hal itu telah masuk dalam Rencana Jangka Panjang Pembangunan (RJPP) di 2025

"Kalau di RJPP kita tahun depan target produksi kita adalah 748 ribu barel oil per day, dimana domestik 417 ribu barel oil per day dan sisanya kita harapkan bisa dapat dari internasional," kata Wiko.

Sementara itu, di tahun 2029, Pertamina juga membidik bisa memproduksi hingga 914 ribu barel oil per day. Dari target itu, produksi domestik mencapai 480 ribu barel oil per day.

Pertamina optimistis target tersebut dapat tercapai dengan penambahan sumber minyak dari lapangan baru maupun optimalisasi sumur eksisting.

"Hari ini produksi domestik kita 407 ribu barel per day. Pada saat rapat dengan (Kementerian) ESDM kita menargetkan produksi minyak 416 ribu barel per day di tahun depan finishnya. Namun, di challenge untuk kita bisa sampai 430 ribu barel oil per day," kata Wiko.

Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan upaya yang dilakukan untuk menekan biaya impor energi yang mencapai sebesar Rp500 triliun per tahun, di antaranya dengan mengoptimalkan sumur-sumur minyak yang ada.

Bahlil mengatakan karena lifting atau produksi terangkut minyak mentah di Indonesia terus merosot, Indonesia harus menghabiskan devisa senilai Rp500 triliun per tahun hanya untuk mengimpor minyak mentah dari luar negeri.

"Jadi, bagaimana caranya untuk kita menuju kepada kedaulatan energi? Menekan lifting dengan tiga pola," kata Bahlil di Jakarta, Senin (14/10).

Ia menerangkan, pola pertama yang dapat dilakukan untuk meningkatkan lifting minyak, pertama sumur-sumur minyak yang menganggur (idle) harus diaktifkan kembali.

Kementerian ESDM mencatat, terdapat sekitar 44.900 sumur minyak di Indonesia, dengan 16.600 di antaranya dalam kondisi idle. Dari jumlah tersebut, sekitar 5.000 sumur dapat dioptimalkan untuk meningkatkan produksi minyak nasional.

Kemudian, langkah langkah kedua yakni, sumur yang berjalan atau aktif harus diintervensi dengan teknologi agar meningkatkan kapasitas.

Selanjutnya, upaya ketiga yang berikut harus dilakukan adalah bagaimana mempercepat eksplorasi.

Untuk mendukung hal itu, Bahlil mengaku bahwa pihaknya akan segera memangkas berbagai regulasi yang menghambat proses akselerasi dari pada eksplorasi. Hal itu dilakukan untuk menarik investor.

Pewarta: Muhammad Harianto

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024