Sumenep - Puluhan mahasiswa Universitas Wiraraja Sumenep, Sabtu, kembali berdemonstrasi meminta rektor perguruan tinggi swasta tersebut turun dari jabatannya.
Penyebab mereka yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Universitas Wiraraja Menggugat ("Amug") itu kembali demo, karena tidak puas atas pelaksanaan pertemuan yang difasilitasi pengurus Yayasan Arya Wiraraja yang menaungi Universitas Wiraraja (Unija).
"Kami merasa dibohongi. Beberapa hari lalu, kami memang meminta pengurus yayasan untuk menggelar pertemuan antara kami yang tergabung dalam 'Amug' dengan Rektor dan Senat Unija. Namun, ternyata ada pihak lain yang diundang dan tidak terkait dengan perjuangan kami. Turunkan Rektor Unija," kata koordinator aksi, A Zainullah di Sumenep.
Sebelumnya, Zainullah bersama sejumlah rekannya yang tergabung dalam Amug dan berdemo sejak beberapa waktu lalu guna menuntut Rektor Unija, Alwiyah, turun dari jabatannya itu, sempat hadir dalam pertemuan yang digelar di aula kampus tersebut.
Namun, mereka keluar dari ruangan pertemuan itu sesaat setelah acara tersebut dibuka oleh seorang dosen yang bertindak sebagai moderator.
Setelah itu, Zainullah bersama puluhan rekannya langsung berkelling kampus sambil berorasi.
"Pertemuan pada Sabtu ini tidak sah, karena kami sebagai pihak langsung dalam pokok materi pertemuan tersebut keluar dari ruangan. Kami tidak akan berhenti berdemo sebelum perjuangan kami selesai (rektor turun)," katanya.
Sementara Ketua Yayasan Arya Wiraraja, Kurniadi Wijaya, dan Rektor Unija, Alwiyah, menyayangkan sikap mahasiswa yang keluar dari ruangan pertemuan.
"Kami sudah berusaha menuruti keinginan mahasiswa dengan menggelar pertemuan pada Sabtu ini supaya semua pihak bisa berdialog secara fair dan tidak keluar jalur. Namun, ternyata mahasiswa malah keluar dari ruangan pertemuan," kata Kurniadi.
Sementara Alwiyah menjelaskan, secara kelembagaan maupun pribadi, pihaknya siap berdialog terkait sejumlah tudingan negatif dari mahasiswa, di antaranya lebih sering jalan-jalan ke luar kota untuk kepentingan pribadi maupun mengambil untung selama masa kepemimpinannya di Unija.
"Semuanya tidak benar. Namun, bagaimana saya bisa mengklarifikasi soal tudingan itu jika mahasiswa tidak pernah bersedia diajak dialog," katanya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012