Dosen Universitas Islam Negeri Kiai Haji Achmad Siddiq (UIN KHAS) Jember Muhammad Fauzinudin Faiz memperkuat kolaborasi akademik internasional antara Indonesia dengan Maroko melalui dua beasiswa internasional yang didapatnya.
"Saya menerima penghargaan berupa dua buku kompilasi fikih mitigasi dari Dekan Fakultas Syariah Université Sidi Mohamed Ben Abdellah De Fes, Maroko," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Kamis.
Menurut dia, pemberian dua buku itu dalam upaya mempererat kerja sama akademik di bidang fikih mitigasi dan otoritas fatwa antara Indonesia dan Maroko, serta menunjukkan komitmen dalam memperkuat kerja sama ilmiah kedua negara.
"Universitas itu merupakan bagian integral dari Kampus Qarawiyyin di Fes dan memiliki reputasi sebagai kampus tertua di dunia. Kami berharap kolaborasi itu dapat berlanjut melalui riset dan seminar akademik bersama," tuturnya.
Dosen yang akrab disapa Faiz itu tidak hanya melakukan riset bersama dan mengajar kuliah tamu, tetapi juga berkontribusi dalam publikasi ilmiah internasional mengenai kajian fikih mitigasi dan kebijakan fatwa selama pandemi COVID-19.
"Kolaborasi akademik itu akan terus berkembang melalui riset bersama dan pertukaran dosen untuk memperluas gagasan dalam rangka menjawab tantangan zaman dengan perspektif syariah yang adaptif," katanya.
Ia menjelaskan kolaborasi kedua negara itu memperkaya pemahaman tentang fikih mitigasi, dan memperkuat solidaritas akademisi Islam di tingkat global.
"Inisiatif itu tidak hanya memperdalam wawasan tentang fikih mitigasi, tetapi juga mempererat hubungan akademik internasional yang mengedepankan fleksibilitas hukum Islam dalam menjawab tantangan modern," ujarnya.
Menurut dia, pendekatan fikih mitigasi kini sangat relevan, terutama dalam menghadapi krisis global seperti perubahan iklim dan pandemi seperti di Indonesia bahwa pendekatan itu diterapkan untuk menghadapi bencana alam, seperti gempa bumi dan banjir, dengan panduan fikih yang dirumuskan oleh para ulama lokal untuk menjawab tantangan lingkungan.
"Di Maroko, penerapan fikih mitigasi menyesuaikan karakteristik geografis dan tantangan sosialnya yang memungkinkan hukum Islam diterapkan secara efektif dan adaptif," ujarnya.
Faiz berencana menerbitkan hasil penelitiannya di jurnal internasional setelah sebelumnya publikasinya tentang fatwa MUI dan NU diterbitkan di Jurnal IHKAM yang terindeks Q1 Scopus dan memiliki reputasi Sinta 1.
"Dengan publikasi itu, saya berharap dapat memberikan kontribusi signifikan bagi studi fikih kontemporer dan kebijakan keagamaan di negara-negara mayoritas Muslim, khususnya dalam konteks kesehatan publik," katanya.
Ia menilai penjajakan kerja sama antara Dosen UIN KHAS Jember dan Université Sidi Mohamed Ben Abdellah De Fes Maroko itu memperkokoh posisi akademik Indonesia di kancah internasional, dan membuka peluang bagi lebih banyak inisiatif untuk menggali kajian fikih yang responsif dan aplikatif dalam menghadapi tantangan zaman.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Saya menerima penghargaan berupa dua buku kompilasi fikih mitigasi dari Dekan Fakultas Syariah Université Sidi Mohamed Ben Abdellah De Fes, Maroko," katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Jember, Kamis.
Menurut dia, pemberian dua buku itu dalam upaya mempererat kerja sama akademik di bidang fikih mitigasi dan otoritas fatwa antara Indonesia dan Maroko, serta menunjukkan komitmen dalam memperkuat kerja sama ilmiah kedua negara.
"Universitas itu merupakan bagian integral dari Kampus Qarawiyyin di Fes dan memiliki reputasi sebagai kampus tertua di dunia. Kami berharap kolaborasi itu dapat berlanjut melalui riset dan seminar akademik bersama," tuturnya.
Dosen yang akrab disapa Faiz itu tidak hanya melakukan riset bersama dan mengajar kuliah tamu, tetapi juga berkontribusi dalam publikasi ilmiah internasional mengenai kajian fikih mitigasi dan kebijakan fatwa selama pandemi COVID-19.
"Kolaborasi akademik itu akan terus berkembang melalui riset bersama dan pertukaran dosen untuk memperluas gagasan dalam rangka menjawab tantangan zaman dengan perspektif syariah yang adaptif," katanya.
Ia menjelaskan kolaborasi kedua negara itu memperkaya pemahaman tentang fikih mitigasi, dan memperkuat solidaritas akademisi Islam di tingkat global.
"Inisiatif itu tidak hanya memperdalam wawasan tentang fikih mitigasi, tetapi juga mempererat hubungan akademik internasional yang mengedepankan fleksibilitas hukum Islam dalam menjawab tantangan modern," ujarnya.
Menurut dia, pendekatan fikih mitigasi kini sangat relevan, terutama dalam menghadapi krisis global seperti perubahan iklim dan pandemi seperti di Indonesia bahwa pendekatan itu diterapkan untuk menghadapi bencana alam, seperti gempa bumi dan banjir, dengan panduan fikih yang dirumuskan oleh para ulama lokal untuk menjawab tantangan lingkungan.
"Di Maroko, penerapan fikih mitigasi menyesuaikan karakteristik geografis dan tantangan sosialnya yang memungkinkan hukum Islam diterapkan secara efektif dan adaptif," ujarnya.
Faiz berencana menerbitkan hasil penelitiannya di jurnal internasional setelah sebelumnya publikasinya tentang fatwa MUI dan NU diterbitkan di Jurnal IHKAM yang terindeks Q1 Scopus dan memiliki reputasi Sinta 1.
"Dengan publikasi itu, saya berharap dapat memberikan kontribusi signifikan bagi studi fikih kontemporer dan kebijakan keagamaan di negara-negara mayoritas Muslim, khususnya dalam konteks kesehatan publik," katanya.
Ia menilai penjajakan kerja sama antara Dosen UIN KHAS Jember dan Université Sidi Mohamed Ben Abdellah De Fes Maroko itu memperkokoh posisi akademik Indonesia di kancah internasional, dan membuka peluang bagi lebih banyak inisiatif untuk menggali kajian fikih yang responsif dan aplikatif dalam menghadapi tantangan zaman.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024