Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bersinergi dengan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur dalam memasifkan upaya pencegahan radikalisme dan terorisme di lingkungan pendidikan.
Penjabat Sementara (PJs) Wali Kota Surabaya, Restu Novi Widiani di Kota Surabaya, Rabu mengatakan, kegiatan ini bertajuk "Membangun Sinergitas untuk Melindungi Anak Bangsa dari Bahaya Intoleransi dan Radikalisme Bagi Guru SD-SMP" yang diikuti oleh tenaga pendidik di kota setempat.
"Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada FKPT Jatim atas terselenggaranya kegiatan pencegahan terorisme di lingkup Pemkot Surabaya. Ini adalah penghargaan buat kami semua," tuturnya.
Ia mengemukakan, walaupun masa jabatannya sebagai Pjs Wali Kota Surabaya berakhir pada 23 November 2024, dirinya mengharapkan perangkat daerah (PD) terkait, ke depan bisa meneruskan program tersebut.
"Saya harap kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini. Dan saya menitipkan program ini, nanti sampaikan ke Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) ketika tanggal 24 November 2024 kembali," katanya.
Menurutnya, pencegahan terorisme dan radikalisme sangat penting bagi Surabaya dan Jawa Timur terlebih, Surabaya pernah memiliki sejarah pilu aksi teror pada tahun 2018.
"Tetapi dengan sejarah pilu itu, ternyata menjadi awal kita (Kota Surabaya) meraih semua penghargaan," tuturnya.
Ia mengatakan, di Kota Surabaya terdapat Kampung Pancasila yang dibentuk sebagai contoh penerapan nilai-nilai Pancasila.
"Saya rasa bisa menjadi pilot project di Kota Surabaya untuk bisa kita terapkan di tempat yang lain," ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa salah satu indikator Kampung Pancasila adalah semakin banyaknya kegiatan sosialisasi pencegahan yang diselenggarakan. Sehingga, semakin minim potensi bencana sosial seperti radikalisme dan terorisme.
"Karena ini menjadi cita-cita kita bahwa kita tidak hanya berhasil dalam sektor inflasi maupun pertumbuhan ekonomi, tetapi kita juga berhasil dalam penanganan bencana sosial. Kami kategorikan terorisme - radikalisme ini adalah salah satu golongan bencana sosial," ujarnya.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur, Hesti Armiwulan menjelaskan, FKPT adalah organisasi yang berbasis pada masyarakat dan mitra strategis dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI.
"Jadi FKPT ini dibentuk oleh BNPT. Kita tahu BNPT mendapatkan amanah dari Pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk melakukan penanggulangan dan pencegahan radikalisme-terorisme di Indonesia," kata Hesti.
Hesti memaparkan bahwa BNPT RI tidak memiliki kepanjangan tangan di berbagai provinsi bahkan kabupaten atau kota. Oleh karena itu, dalam melakukan upaya pencegahan radikalisme dan terorisme, BNPT membentuk organisasi FKPT.
"Jadi FKPT ini ada di semua provinsi di seluruh Indonesia. Dan di Jawa Timur ini, FKPT sudah terbentuk sejak 2013," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Penjabat Sementara (PJs) Wali Kota Surabaya, Restu Novi Widiani di Kota Surabaya, Rabu mengatakan, kegiatan ini bertajuk "Membangun Sinergitas untuk Melindungi Anak Bangsa dari Bahaya Intoleransi dan Radikalisme Bagi Guru SD-SMP" yang diikuti oleh tenaga pendidik di kota setempat.
"Kami menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada FKPT Jatim atas terselenggaranya kegiatan pencegahan terorisme di lingkup Pemkot Surabaya. Ini adalah penghargaan buat kami semua," tuturnya.
Ia mengemukakan, walaupun masa jabatannya sebagai Pjs Wali Kota Surabaya berakhir pada 23 November 2024, dirinya mengharapkan perangkat daerah (PD) terkait, ke depan bisa meneruskan program tersebut.
"Saya harap kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini. Dan saya menitipkan program ini, nanti sampaikan ke Pak Wali Kota (Eri Cahyadi) ketika tanggal 24 November 2024 kembali," katanya.
Menurutnya, pencegahan terorisme dan radikalisme sangat penting bagi Surabaya dan Jawa Timur terlebih, Surabaya pernah memiliki sejarah pilu aksi teror pada tahun 2018.
"Tetapi dengan sejarah pilu itu, ternyata menjadi awal kita (Kota Surabaya) meraih semua penghargaan," tuturnya.
Ia mengatakan, di Kota Surabaya terdapat Kampung Pancasila yang dibentuk sebagai contoh penerapan nilai-nilai Pancasila.
"Saya rasa bisa menjadi pilot project di Kota Surabaya untuk bisa kita terapkan di tempat yang lain," ujarnya.
Ia juga menyebutkan bahwa salah satu indikator Kampung Pancasila adalah semakin banyaknya kegiatan sosialisasi pencegahan yang diselenggarakan. Sehingga, semakin minim potensi bencana sosial seperti radikalisme dan terorisme.
"Karena ini menjadi cita-cita kita bahwa kita tidak hanya berhasil dalam sektor inflasi maupun pertumbuhan ekonomi, tetapi kita juga berhasil dalam penanganan bencana sosial. Kami kategorikan terorisme - radikalisme ini adalah salah satu golongan bencana sosial," ujarnya.
Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur, Hesti Armiwulan menjelaskan, FKPT adalah organisasi yang berbasis pada masyarakat dan mitra strategis dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI.
"Jadi FKPT ini dibentuk oleh BNPT. Kita tahu BNPT mendapatkan amanah dari Pemerintah Republik Indonesia (RI) untuk melakukan penanggulangan dan pencegahan radikalisme-terorisme di Indonesia," kata Hesti.
Hesti memaparkan bahwa BNPT RI tidak memiliki kepanjangan tangan di berbagai provinsi bahkan kabupaten atau kota. Oleh karena itu, dalam melakukan upaya pencegahan radikalisme dan terorisme, BNPT membentuk organisasi FKPT.
"Jadi FKPT ini ada di semua provinsi di seluruh Indonesia. Dan di Jawa Timur ini, FKPT sudah terbentuk sejak 2013," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024