Masyarakat kreatif bersama Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia Jawa Timur (P3I Jatim) mengajak pemerintah untuk berdialog agar dapat menghasilkan kebijakan yang implementatif sehingga mampu menciptakan kemakmuran rakyat.
Sekretaris Pengurus Daerah P3I Jatim Agus Winoto menilai kebijakan-kebijakan yang selama ini dihasilkan pemerintah provinsi maupun kabupaten/ kota di wilayah setempat masih normatif karena bersifat peraturan dan dinilai sulit diimplementasikan.
"Kita membuka ruang dialog untuk membantu pemerintah agar kebijakan-kebijakannya dapat diimplementasikan oleh masyarakat," katanya usai menggelar aksi "Creative Smile Happening" di Taman Gubernur Suryo atau depan Gedung Negara Grahadi Surabaya, Sabtu.
Aksi tersebut digelar sekaligus untuk memperingati Hari Pahlawan.
Agus mencontohkan salah satu kebijakan yang normatif adalah tentang identitas Kota Surabaya maupun Jawa Timur yang dirasa masih belum jelas.
"Katanya Surabaya adalah Kota Pahlawan. Tapi Pahlawan masa kini seperti apa, itu masih normatif. Mestinya implementasinya pahlawan itu harus pemberani. Maka perlu didorong pahlawan masa kini harus berani berkompetisi dan berkreasi," tuturnya.
Agus menandaskan, ajakan dialog terhadap pemerintah sengaja digaungkan di tengah masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah Jawa Timur 2024.
"Mumpung masih calon, belum jadi Gubernur, Bupati atau Wali Kota. Harapannya ketika sudah benar-benar terpilih menjadi Kepala Daerah bisa membuka ruang dialog agar dapat menghasilkan kebijakan-kebijakan yang implementatif," ujarnya.
Bagi P3I Jatim, dialog dengan pemerintah daerah dapat memberi masukan yang konkrit terkait kebijakan-kebijakan terhadap pengembangan industri kreatif.
"Pengembangan untuk industri manufaktur pun juga butuh kreativitas dan inovasi dan kita punya konsep untuk membantu pemerintah agar kebijakan-kebijakannya lebih implementatif," ucap Agus.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024