Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan bahwa produksi ikan air tawar jenis lele di kabupaten ini sangat melimpah, sehingga bisa dikirim ke luar daerah.
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kediri Heru Wahono Santoso, Kamis menjelaskan bahwa Kabupaten Kediri termasuk sentra budi daya ikan lele mulai dari pembenihan hingga pembesaran, sehingga produksi pun sangat melimpah. Untuk nilai ekonomis pembenihan ikan lele mencapai Rp1,5 triliun per tahun atau setara dengan 14 miliar ekor benih lele.
"Ikan lele sangat melimpah di Kabupaten Kediri. Kami sebagai pemerintah kabupaten tentu merasa senang ada pengusaha lokal yang sukses dalam berbudidaya," kata Heru di Kediri.
Pihaknya menilai wirausaha ikan lele di Kabupaten Kediri sangat potensial. Beberapa usaha ikan lele yang besar seperti "Republik Lele" di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, serta "Kusuma Karya Catfish" di Desa Pelem, Kecamatan Pare.
Pihaknya berharap dengan melimpahnya ikan, peternak supaya berkomitmen untuk tidak hanya menjual ikan lele dalam bentuk ikan segar, melainkan supaya mengolah ikan lele menjadi menu-menu andalan di Kabupaten Kediri.
Ia mencontohkan pelaku UMKM telah berhasil membuat terobosan melalui olahan ikan lele, seperti sate lele, keripik lele, nugget lele, abon lele. Bahkan, dengan terobosan tersebut juga diadakan kegiatan khusus olahan dari berbagai macam jenis, terutama ikan lele.
"Ini akan menambah nilai ekonomis. Dan tentu pada ujungnya nanti bisa meningkatkan kebijaksanaan masyarakat. Tidak hanya oleh pemiliknya saja, tapi juga lingkungan sekitarnya," kata dia.
Heru menuturkan bahwa strategi yang dilakukan Pemkab Kediri dan pelaku UMKM tersebut sejalan dengan program pemerintah pusat yakni dalam menurunkan angka kasus stunting. Di Kabupaten Kediri, kasus stunting saat ini berada di angka 7,46 persen pada pertengahan 2024.
Pemkab Kediri, kata dia, juga menyesuaikan kebijakan pemerintah pusat di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam merealisasikan program makan siang bergizi terhadap pelajar di Kabupaten Kediri.
"Pemerintah sekarang itu berkonsentrasi pada ketahanan pangan. Saya kira ini adalah bagian yang positif, termasuk bagaimana menyiapkan makan siang bergizi," kata Heru.
Sementara itu, karyawan Peternakan Ikan Kusuma Karya Catfish, Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri Jajak mengatakan di tempat dia bekerja kolam ikan lele cukup banyak. Terdapat sekitar 72 kolam ikan untuk benih. Selain itu, terdapat sekitar 1.300 kolam berbentuk bioflok.
Jajak mengatakan jumlah panen juga cukup banyak, hingga 5 ton per hari. Dengan panen itu, membutuhkan lima truk untuk mengangkut. Hasil panen selain untuk kebutuhan pasar di lokal Kabupaten Kediri, juga dikirim ke luar daerah.
"Dengan ukuran ikan lele besar rata-rata bisa menghasilkan 5 ton per hari," kata Jajak.
Sementara itu, pemilik budi daya ikan "Republik Lele" di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Muhammad Yusro mengungkapkan untuk ikan lele di tempatnya ada yang benih hingga bisa panen berusia tiga bulan.
Ia menambahkan benih ikan lele di tempatnya mencapai 3,5 sampai 4 juta benih per bulan. Sedangkan per harinya, berhasil melakukan panen ikan lele mencapai 10 ton per hari. Ikan tersebut dijual hingga ke luar daerah.
"Kalau pemasaran 80 persen ke Surabaya, 10 persen di Lamongan, 10 persen ada di lima kota di Jawa Tengah," kata Yusron.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Kediri Heru Wahono Santoso, Kamis menjelaskan bahwa Kabupaten Kediri termasuk sentra budi daya ikan lele mulai dari pembenihan hingga pembesaran, sehingga produksi pun sangat melimpah. Untuk nilai ekonomis pembenihan ikan lele mencapai Rp1,5 triliun per tahun atau setara dengan 14 miliar ekor benih lele.
"Ikan lele sangat melimpah di Kabupaten Kediri. Kami sebagai pemerintah kabupaten tentu merasa senang ada pengusaha lokal yang sukses dalam berbudidaya," kata Heru di Kediri.
Pihaknya menilai wirausaha ikan lele di Kabupaten Kediri sangat potensial. Beberapa usaha ikan lele yang besar seperti "Republik Lele" di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, serta "Kusuma Karya Catfish" di Desa Pelem, Kecamatan Pare.
Pihaknya berharap dengan melimpahnya ikan, peternak supaya berkomitmen untuk tidak hanya menjual ikan lele dalam bentuk ikan segar, melainkan supaya mengolah ikan lele menjadi menu-menu andalan di Kabupaten Kediri.
Ia mencontohkan pelaku UMKM telah berhasil membuat terobosan melalui olahan ikan lele, seperti sate lele, keripik lele, nugget lele, abon lele. Bahkan, dengan terobosan tersebut juga diadakan kegiatan khusus olahan dari berbagai macam jenis, terutama ikan lele.
"Ini akan menambah nilai ekonomis. Dan tentu pada ujungnya nanti bisa meningkatkan kebijaksanaan masyarakat. Tidak hanya oleh pemiliknya saja, tapi juga lingkungan sekitarnya," kata dia.
Heru menuturkan bahwa strategi yang dilakukan Pemkab Kediri dan pelaku UMKM tersebut sejalan dengan program pemerintah pusat yakni dalam menurunkan angka kasus stunting. Di Kabupaten Kediri, kasus stunting saat ini berada di angka 7,46 persen pada pertengahan 2024.
Pemkab Kediri, kata dia, juga menyesuaikan kebijakan pemerintah pusat di era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dalam merealisasikan program makan siang bergizi terhadap pelajar di Kabupaten Kediri.
"Pemerintah sekarang itu berkonsentrasi pada ketahanan pangan. Saya kira ini adalah bagian yang positif, termasuk bagaimana menyiapkan makan siang bergizi," kata Heru.
Sementara itu, karyawan Peternakan Ikan Kusuma Karya Catfish, Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri Jajak mengatakan di tempat dia bekerja kolam ikan lele cukup banyak. Terdapat sekitar 72 kolam ikan untuk benih. Selain itu, terdapat sekitar 1.300 kolam berbentuk bioflok.
Jajak mengatakan jumlah panen juga cukup banyak, hingga 5 ton per hari. Dengan panen itu, membutuhkan lima truk untuk mengangkut. Hasil panen selain untuk kebutuhan pasar di lokal Kabupaten Kediri, juga dikirim ke luar daerah.
"Dengan ukuran ikan lele besar rata-rata bisa menghasilkan 5 ton per hari," kata Jajak.
Sementara itu, pemilik budi daya ikan "Republik Lele" di Desa Tulungrejo, Kecamatan Pare, Muhammad Yusro mengungkapkan untuk ikan lele di tempatnya ada yang benih hingga bisa panen berusia tiga bulan.
Ia menambahkan benih ikan lele di tempatnya mencapai 3,5 sampai 4 juta benih per bulan. Sedangkan per harinya, berhasil melakukan panen ikan lele mencapai 10 ton per hari. Ikan tersebut dijual hingga ke luar daerah.
"Kalau pemasaran 80 persen ke Surabaya, 10 persen di Lamongan, 10 persen ada di lima kota di Jawa Tengah," kata Yusron.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024