Pemerintah Provinsi Jawa Timur, menyiapkan sarana dan prasarana guna sekaligus memaksimalkan kekuatan personel yang ada guna menghadapi bencana hidrometeorologi.
"Kami berharap bencana tidak terjadi. Namun kami yakin bahwa jikalau bencana datang, kita semua dalam posisi siap. Siap dalam segi personel maupun sarana prasarana untuk meminimalisir dampak bencana dan melakukan penanganan," kata Penjabat Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono saat memimpin apel kesiapsiagaan menghadapi dampak bencana banjir tahun 2024/2025 di Bendung Gerak Waruturi Desa Gampeng, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Selasa.
Ia juga meminta semua pihak berkomitmen tinggi dan bahu membahu dalam menghadapi dampak terjadinya bencana khususnya banjir. Sebab, saat ini Jawa Timur telah memasuki penghujan. Bencana hidrometeorologi menjadi ancaman yang perlu diwaspadai.
"Tetap semangat dan terus bekerja keras serta berkomitmen untuk bahu membahu dalam menanggulangi dan mengurangi dampak bencana yang terjadi di Jawa Timur," ujar dia.
Baca juga: Pemprov Jatim raih 3 penghargaan Bhumandala Award
Adhy menekankan, untuk menghadapi dan menanggulangi dampak bencana dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dari banyak pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, komunitas-komunitas, dunia usaha dan masyarakat sendiri.
"Bersama sama menanggulangi, dengan bersatu bersama bisa mengatasi persoalan bencana, tidak bisa ketika melakukan suatu penanggulangan tidak ter-sistem dan tidak berhubungan dengan instansi lain atau pihak lain, kami bukan single fighter," kata dia.
Adhy menambahkan apel ini penting dilakukan sebagai wujud kesiapsiagaan menghadapi berbagai ancaman bencana di Jawa Timur, khususnya banjir. Selain itu juga karena Jawa Timur secara geografis, geologis, demografis maupun hidro-geologis provinsi jawa timur merupakan wilayah yang rawan bencana.
"Apel siaga ini bagian dari kesiapsiagaan yang memang wajib dilakukan, 70 persen bisa menghadapi risiko bencana ada di kesiapsiagaan," ucapnya.
Kesiapsiagaan tersebut meliputi banyak aspek di antaranya apel siaga, peningkatan kapasitas, simulasi, gladi lapang hingga pengecekan alat. Untuk pengecekan alat penting dilakukan karena ketika sesuatu saat terjadi tanggap darurat semua sudah dalam kondisi siap dioperasikan.
"Tinggal mengaktivasi dan teman-teman pasukan sudah siap," ujarnya.
Pemprov Jatim pada tahun 2023- 2024 terus berupaya meningkatkan peralatan penanganan tanggap darurat bencana. Di antaranya berupa pengadaan sembilan ekskavator atau mesin pengeruk, satu mobile pump, dua self loader, dan peralatan penunjang lainnya.
Pihaknya optimistis dengan bertambahnya peralatan tersebut petugas di lapangan akan semakin sigap dan tangkas dalam upaya penanggulangan bencana banjir di Jawa Timur.
Ia mengatakan, pemerintah melakukan langkah-langkah antisipatif, preventif, dan rekonstruksi pascabencana. Dengan langkah tersebut berhasil menurunkan Indeks Risiko Bencana (IRB) Jatim secara signifikan sebanyak 36,23 poin dalam lima tahun terakhir.
Berdasarkan data Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2023, IRB Jatim berada pada level sedang di angka 101,65. Sebelumnya IRB Jatim secara berurutan sejak 2019 hingga 2022 mengalami penurunan dari angka 137,88 ke 126,42, lalu 117,26 dan 108,69.
Pada kesempatan yang sama, Pj. Gubernur Adhy menyerahkan sejumlah penghargaan, di antaranya diberikan kepada Kepala BBWS Brantas sebagai apresiasi atas kinerja pembangunan infrastruktur sumber daya air terbaik, Kepala BBWS Bengawan Solo sebagai pengelola sarana prasarana berkelanjutan terbaik.
Lalu penghargaan sebagai pengelola waduk terbaik diberikan kepada Direktur Perum Jasa Tirta I, apresiasi untuk komunitas peduli sungai diberikan kepada Aliansi Masyarakat Blega Bersatu (Madura).
Selain itu, Pj. Gubernur Jatim ini juga memberikan beberapa apresiasi berupa tali asih untuk sejumlah Unit Pelaksana Teknis (UPT). Antara lain UPT Pasuruan DPU SDA sebagai pengamat terbaik Provinsi Jatim 2024, UPT Kediri DPU SDA sebagai juru terbaik Provinsi Jatim 2024, UPT Madura DPU SDA sebagai operator pompa terbaik Provinsi Jatim 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Kami berharap bencana tidak terjadi. Namun kami yakin bahwa jikalau bencana datang, kita semua dalam posisi siap. Siap dalam segi personel maupun sarana prasarana untuk meminimalisir dampak bencana dan melakukan penanganan," kata Penjabat Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono saat memimpin apel kesiapsiagaan menghadapi dampak bencana banjir tahun 2024/2025 di Bendung Gerak Waruturi Desa Gampeng, Kecamatan Gampengrejo, Kabupaten Kediri, Selasa.
Ia juga meminta semua pihak berkomitmen tinggi dan bahu membahu dalam menghadapi dampak terjadinya bencana khususnya banjir. Sebab, saat ini Jawa Timur telah memasuki penghujan. Bencana hidrometeorologi menjadi ancaman yang perlu diwaspadai.
"Tetap semangat dan terus bekerja keras serta berkomitmen untuk bahu membahu dalam menanggulangi dan mengurangi dampak bencana yang terjadi di Jawa Timur," ujar dia.
Baca juga: Pemprov Jatim raih 3 penghargaan Bhumandala Award
Adhy menekankan, untuk menghadapi dan menanggulangi dampak bencana dibutuhkan kolaborasi dan sinergi dari banyak pihak, baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, komunitas-komunitas, dunia usaha dan masyarakat sendiri.
"Bersama sama menanggulangi, dengan bersatu bersama bisa mengatasi persoalan bencana, tidak bisa ketika melakukan suatu penanggulangan tidak ter-sistem dan tidak berhubungan dengan instansi lain atau pihak lain, kami bukan single fighter," kata dia.
Adhy menambahkan apel ini penting dilakukan sebagai wujud kesiapsiagaan menghadapi berbagai ancaman bencana di Jawa Timur, khususnya banjir. Selain itu juga karena Jawa Timur secara geografis, geologis, demografis maupun hidro-geologis provinsi jawa timur merupakan wilayah yang rawan bencana.
"Apel siaga ini bagian dari kesiapsiagaan yang memang wajib dilakukan, 70 persen bisa menghadapi risiko bencana ada di kesiapsiagaan," ucapnya.
Kesiapsiagaan tersebut meliputi banyak aspek di antaranya apel siaga, peningkatan kapasitas, simulasi, gladi lapang hingga pengecekan alat. Untuk pengecekan alat penting dilakukan karena ketika sesuatu saat terjadi tanggap darurat semua sudah dalam kondisi siap dioperasikan.
"Tinggal mengaktivasi dan teman-teman pasukan sudah siap," ujarnya.
Pemprov Jatim pada tahun 2023- 2024 terus berupaya meningkatkan peralatan penanganan tanggap darurat bencana. Di antaranya berupa pengadaan sembilan ekskavator atau mesin pengeruk, satu mobile pump, dua self loader, dan peralatan penunjang lainnya.
Pihaknya optimistis dengan bertambahnya peralatan tersebut petugas di lapangan akan semakin sigap dan tangkas dalam upaya penanggulangan bencana banjir di Jawa Timur.
Ia mengatakan, pemerintah melakukan langkah-langkah antisipatif, preventif, dan rekonstruksi pascabencana. Dengan langkah tersebut berhasil menurunkan Indeks Risiko Bencana (IRB) Jatim secara signifikan sebanyak 36,23 poin dalam lima tahun terakhir.
Berdasarkan data Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) 2023, IRB Jatim berada pada level sedang di angka 101,65. Sebelumnya IRB Jatim secara berurutan sejak 2019 hingga 2022 mengalami penurunan dari angka 137,88 ke 126,42, lalu 117,26 dan 108,69.
Pada kesempatan yang sama, Pj. Gubernur Adhy menyerahkan sejumlah penghargaan, di antaranya diberikan kepada Kepala BBWS Brantas sebagai apresiasi atas kinerja pembangunan infrastruktur sumber daya air terbaik, Kepala BBWS Bengawan Solo sebagai pengelola sarana prasarana berkelanjutan terbaik.
Lalu penghargaan sebagai pengelola waduk terbaik diberikan kepada Direktur Perum Jasa Tirta I, apresiasi untuk komunitas peduli sungai diberikan kepada Aliansi Masyarakat Blega Bersatu (Madura).
Selain itu, Pj. Gubernur Jatim ini juga memberikan beberapa apresiasi berupa tali asih untuk sejumlah Unit Pelaksana Teknis (UPT). Antara lain UPT Pasuruan DPU SDA sebagai pengamat terbaik Provinsi Jatim 2024, UPT Kediri DPU SDA sebagai juru terbaik Provinsi Jatim 2024, UPT Madura DPU SDA sebagai operator pompa terbaik Provinsi Jatim 2024.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024