Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpusip) Jawa Timur meluncurkan sistem pengolahan bahan perpustakaan berbasis Artificial Intelligence (AI) yang diharapkan mampu memperkuat literasi dengan cara mempermudah pekerjaan rutin para pustakawan.
"Sistem ini akan mempermudah pekerjaan sehari-hari bagi para pustakawan, seperti pengatalogan dan penentuan klasifikasi bahan perpustakaan," kata Kepala Disperpusip Jatim, Tiat S. Suwardi, melalui keterangannya yang diterima di Surabaya, Senin.
Tiat menjelaskan, dengan sistem tersebut pengatalogan dan pengklasifikasian bisa selesai hanya 20-30 menit. Padahal jika dilakukan manual biasanya pustakawan butuh waktu mulai dari tiga hingga empat jam.
"Dengan sistem kerja yang semakin cepat ini, buku-buku baru yang kami adakan akan bisa langsung dijajar di rak-rak pelayanan. Sehingga koleksi perpustakaan di kantor kami menjadi segar dan menarik," ujarnya.
Tiat yang juga menjabat sebagai Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Ngawi itu menjelaskan, di era teknologi informasi, perpustakaan harus terus berinovasi.
“Perpustakaan harus memanfaatkan kemajuan teknologi digital dalam merangsang tumbuhnya minat baca masyarakat. Hal utama yang membuat orang mau datang berulang-ulang ke perpustakaan adalah koleksi baru," terangnya.
Jika rak buku dipenuhi dengan koleksi lama dengan warnanya yang sudah usang, maka minat baca seseorang akan menurun.
"Jadi buku baru jangan terlalu lama didiamkan di bagian pengolahan, tetapi harus cepat-cepat dipampang di ruang koleksi," ujar Tiat.
Sementara itu, Kepala Bidang Deposit, Pengembangan dan Pelestarian (DPP) Bahan Perpustakaan, Melkion Donald menyampaikan, ada tiga jenis AI yang dimanfaatkan lembaganya.
Ketiga jenis itu yakni Optical Character Recognition (OCR) untuk pekerjaan pengatalogan, Generative Pre-trained Transformer (GPT) untuk penentuan kata kunci, tajuk subyek dan penentuan nomor klasifikasi serta Robotic Process Automation (RPA) untuk memasukkan data ke dalam sistem manajemen perpustakaan.
Lebih lanjut Melkion menjelaskan, sistem pengolahan berbasis AI tersebut dikembangkan secara kolaboratif dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Sedangkan Pustakawan Disperpusip Jatim merancang sistem kerjanya.
"Tim PENS menerjemahkan sistem pekerjaan itu menjadi program komputer yang diintegrasikan dengan sistem manajemen perpustakaan yang sudah ada," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Sistem ini akan mempermudah pekerjaan sehari-hari bagi para pustakawan, seperti pengatalogan dan penentuan klasifikasi bahan perpustakaan," kata Kepala Disperpusip Jatim, Tiat S. Suwardi, melalui keterangannya yang diterima di Surabaya, Senin.
Tiat menjelaskan, dengan sistem tersebut pengatalogan dan pengklasifikasian bisa selesai hanya 20-30 menit. Padahal jika dilakukan manual biasanya pustakawan butuh waktu mulai dari tiga hingga empat jam.
"Dengan sistem kerja yang semakin cepat ini, buku-buku baru yang kami adakan akan bisa langsung dijajar di rak-rak pelayanan. Sehingga koleksi perpustakaan di kantor kami menjadi segar dan menarik," ujarnya.
Tiat yang juga menjabat sebagai Penjabat Sementara (Pjs) Bupati Ngawi itu menjelaskan, di era teknologi informasi, perpustakaan harus terus berinovasi.
“Perpustakaan harus memanfaatkan kemajuan teknologi digital dalam merangsang tumbuhnya minat baca masyarakat. Hal utama yang membuat orang mau datang berulang-ulang ke perpustakaan adalah koleksi baru," terangnya.
Jika rak buku dipenuhi dengan koleksi lama dengan warnanya yang sudah usang, maka minat baca seseorang akan menurun.
"Jadi buku baru jangan terlalu lama didiamkan di bagian pengolahan, tetapi harus cepat-cepat dipampang di ruang koleksi," ujar Tiat.
Sementara itu, Kepala Bidang Deposit, Pengembangan dan Pelestarian (DPP) Bahan Perpustakaan, Melkion Donald menyampaikan, ada tiga jenis AI yang dimanfaatkan lembaganya.
Ketiga jenis itu yakni Optical Character Recognition (OCR) untuk pekerjaan pengatalogan, Generative Pre-trained Transformer (GPT) untuk penentuan kata kunci, tajuk subyek dan penentuan nomor klasifikasi serta Robotic Process Automation (RPA) untuk memasukkan data ke dalam sistem manajemen perpustakaan.
Lebih lanjut Melkion menjelaskan, sistem pengolahan berbasis AI tersebut dikembangkan secara kolaboratif dengan Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS). Sedangkan Pustakawan Disperpusip Jatim merancang sistem kerjanya.
"Tim PENS menerjemahkan sistem pekerjaan itu menjadi program komputer yang diintegrasikan dengan sistem manajemen perpustakaan yang sudah ada," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024