Wali Kota Surabaya yang tengah menjalani masa cuti, Eri Cahyadi, berhasil meraih gelar doktor dengan predikat cumlaude dalam ujian doktor terbuka di Program Studi S3 Pengembangan Sumber Daya Manusia (PSDM) Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga (Unair).
 
Sidang doktor terbuka ini dipimpin oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya Unair Prof. Dr. Muhammad Madyan, S.E., M.Si., M.Fin yang berlangsung di Gedung Airlangga Sharia & Entrepreneurship Education Center (ASEEC) Tower Kampus B Unair Surabaya, Senin.

Di hadapan para guru besar, penyanggah, promotor, co-promotor hingga para tamu undangan, Eri mempresentasikan disertasi yang berjudul "Kesehatan Organisasi Publik untuk Pengembangan Kapabilitas Perubahan dan Peningkatan Kinerja”.

"Disertasi tersebut menyoroti pentingnya kesehatan organisasi dalam lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya untuk mendukung peningkatan kinerja dan kapabilitas perubahan," ujarnya.

Eri menjelaskan, motivasi dari penelitiannya adalah keinginannya untuk menciptakan suasana kerja yang kondusif dan bahagia di lingkungan Pemkot Surabaya. Menurutnya, kesehatan organisasi yang baik harus dilandasi oleh prinsip keadilan.
“Keadilan dalam organisasi adalah ketika semua dinas diperlakukan setara, tidak ada dinas yang dianggap lebih tinggi poinnya daripada yang lain. Transparansi dalam pemberian kenaikan pangkat dan penghargaan bagi mereka yang berprestasi juga sangat penting,” ujar Eri usai menjalani sidang terbuka S3 di Unair.

 
Eri juga menekankan bahwa setiap perangkat daerah (PD) harus memiliki tim evaluasi untuk memastikan visi-misi dan kontrak kinerja tercapai. Dengan penerapan konsep tersebut, ia mengaku telah melihat dampak positif yang signifikan pada kinerja di lingkup Pemkot Surabaya.
 
"Surabaya saat ini memiliki predikat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) AA, satu-satunya di Indonesia dari Kementerian PANRB, Inovasi Pelayanan Publik Terbaik 2024 hingga predikat Kota Layak Anak dari UNICEF," katanya.
 
Kinerja terukur lainnya adalah penurunan kemiskinan secara signifikan dari 6 persen menjadi 3,4 persen. Stunting di Surabaya juga turun drastis dari 28,5 persen menjadi 1,6 persen, yang terendah di Indonesia.

Dengan disertasi yang berfokus pada kesehatan organisasi, Eri berharap dapat membangun Kota Surabaya lebih baik lagi. Ia juga mengungkapkan bahwa penelitiannya ini mengombinasikan ilmu pengetahuan dengan akidah agama yang kuat sebagai landasan pengabdian kepada masyarakat.
 
"Saya ingin membangun Surabaya dengan ilmu dan karakter yang kuat. Semoga penelitian ini bisa diteruskan oleh teman-teman yang melanjutkan studi doktoral, agar ilmu ini dapat lebih bermanfaat lagi," katanya.

Sementara itu, Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof. Dr. Mohammad Nasih, S.E., M.T., Ak. memberikan apresiasi tinggi atas pencapaian Eri Cahyadi.

Menurutnya, disertasi yang diajukan Eri Cahyadi memiliki relevansi kuat dengan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Wali Kota Surabaya terutama dalam membangun kesehatan organisasi yang nyata.

"Disertasi ini komprehensif dan sangat relevan dengan pekerjaan beliau. Hasil penelitian ini sudah diterapkan dan dampaknya bisa kita rasakan bersama di Kota Surabaya," kata Prof Nasih.

Selain itu, Prof Nasih memandang bahwa hasil penelitian Eri Cahyadi, membuktikan bahwa pendekatan learning by doing dalam membangun kultur organisasi publik mampu menghasilkan dampak yang signifikan.
 
"Disertasi ini menjadi salah satu disertasi yang komprehensif, yang komplit, antara nilai-nilai ilmiah, antara aspek akademis dengan praktik sehari-hari," ujarnya.
 

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024