Habib Syech bin Abdul Qadir Assegaf mengapresiasi pencapaian Khofifah Indar Parawansa membangun Jawa Timur di periode pertamanya sebagai gubernur.
Dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Senin, Habib Syech saat Hari Santri Nasional di Lapangan Kahyangan Burneh di Bangkalan menyampaikan apresiasi atas begitu banyak capaian prestasi, kemajuan pembangunan, dan juga capaian di berbagai bidang dalam kepemimpinan Khofifah dan Emil Dardak di periode pertama.
“Terima kasih kami ucapkan pada ibu Khofifah, yang alhamdulillah capaian-capaian yang istimewa berhasil dicapai di bawah kepemimpinan beliau. Dan mudah-mudahan apa yang menjadi hajat kita bersama bisa dikabulkan oleh Allah SWT,” kata Habib Syech.
Sebagaimana diketahui, selama Khofifah menjabat ada sebanyak 700 lebih penghargaan diterima Jatim baik dari skala regional, nasional hingga internasional.
Jatim berhasil menjadi provinsi terdepan di bidang pendidikan, berhasil signifikan menurunkan kemiskinan dan memajukan sektor pendidikan. Dan banyak lagi pembangunan dicapai demi upaya penyejahteraan warga masyarakat Jatim.
"Maka kita juga doakan bersama agar apa yang menjadi hajat Ibu Khofifah dimudahkan dan dikabulkan oleh Allah SWT," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah menyampaikan bahwa peringatan Hari Santri menunjukkan bagaimana peran pesantren dan santri dalam menegakkan kemerdekaan RI.
Setelah kemerdekaan diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, para penjajah masih belum mengakui kemerdekaan Indonesia. Bahkan tentara Inggris masih datang ke Indonesia dan melakukan agresi di Surabaya.
Dalam kondisi tersebut, pendiri NU KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa pada seluruh santri dan pesantren untuk Jawa dan Madura, yang menyebutkan bahwa membela kemerdekaan RI adalah fardu ain. Fatwa ini kemudian diserukan sebagai Resolusi Jihad.
Dengan kobaran resolusi jihad itu, para santri, kiai di seluruh pesantren bersemangat untuk membela tanah air dan berjuang melawan penjajah.
"Maka pesantren, kiai dan santri adalah pejuang terdepan dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI. Pesantren kiai dan juga santri adalah bagian penting dalam negeri ini," ujar Khofifah.
Untuk itu, semasa memimpin Jatim, begitu banyak perhatian yang dilakukan Khofifah pada pesantren yang ada di Jawa Timur. Tak hanya dalam bentuk pembangunan infrastruktur, namun Khofifah juga konsen membangun SDM pesantren dan juga pemberdayaan ekonomi pesantren.
Dalam kurun waktu lima tahun 2019-2024, total ada sebanyak 5.683 penerima manfaat beasiswa S1, S2 dan S3 dari Pemprov Jatim, yang semuanya adalah santri dan guru madrasah diniyah, dan dosen mahad Aly di Jatim.
Rincinya yaitu 3.080 untuk penerima beasiswa program S1, 1.355 penerima beasiswa program S2, 130 penerima beasiswa program S3. Dan tak ketinggalan ada 995 penerima beasiswa program M1 dan M2 atau setara S1 dan S2 di Ma’had Aly yang merupakan perguruan tinggi khas pesantren.
"Tidak ketinggalan, demi meningkatkan SDM pesantren kita juga memberikan beasiswa program S1 di Universitas Al Azhar Mesir. Per tahun ada 30 mahasiswa yang kita kirim ke Mesir, dan alhamdulillah per tahun ini kuotanya menjadi 33 orang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Dalam keterangan yang diterima di Surabaya, Senin, Habib Syech saat Hari Santri Nasional di Lapangan Kahyangan Burneh di Bangkalan menyampaikan apresiasi atas begitu banyak capaian prestasi, kemajuan pembangunan, dan juga capaian di berbagai bidang dalam kepemimpinan Khofifah dan Emil Dardak di periode pertama.
“Terima kasih kami ucapkan pada ibu Khofifah, yang alhamdulillah capaian-capaian yang istimewa berhasil dicapai di bawah kepemimpinan beliau. Dan mudah-mudahan apa yang menjadi hajat kita bersama bisa dikabulkan oleh Allah SWT,” kata Habib Syech.
Sebagaimana diketahui, selama Khofifah menjabat ada sebanyak 700 lebih penghargaan diterima Jatim baik dari skala regional, nasional hingga internasional.
Jatim berhasil menjadi provinsi terdepan di bidang pendidikan, berhasil signifikan menurunkan kemiskinan dan memajukan sektor pendidikan. Dan banyak lagi pembangunan dicapai demi upaya penyejahteraan warga masyarakat Jatim.
"Maka kita juga doakan bersama agar apa yang menjadi hajat Ibu Khofifah dimudahkan dan dikabulkan oleh Allah SWT," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Khofifah menyampaikan bahwa peringatan Hari Santri menunjukkan bagaimana peran pesantren dan santri dalam menegakkan kemerdekaan RI.
Setelah kemerdekaan diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, para penjajah masih belum mengakui kemerdekaan Indonesia. Bahkan tentara Inggris masih datang ke Indonesia dan melakukan agresi di Surabaya.
Dalam kondisi tersebut, pendiri NU KH Hasyim Asy’ari mengeluarkan fatwa pada seluruh santri dan pesantren untuk Jawa dan Madura, yang menyebutkan bahwa membela kemerdekaan RI adalah fardu ain. Fatwa ini kemudian diserukan sebagai Resolusi Jihad.
Dengan kobaran resolusi jihad itu, para santri, kiai di seluruh pesantren bersemangat untuk membela tanah air dan berjuang melawan penjajah.
"Maka pesantren, kiai dan santri adalah pejuang terdepan dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan RI. Pesantren kiai dan juga santri adalah bagian penting dalam negeri ini," ujar Khofifah.
Untuk itu, semasa memimpin Jatim, begitu banyak perhatian yang dilakukan Khofifah pada pesantren yang ada di Jawa Timur. Tak hanya dalam bentuk pembangunan infrastruktur, namun Khofifah juga konsen membangun SDM pesantren dan juga pemberdayaan ekonomi pesantren.
Dalam kurun waktu lima tahun 2019-2024, total ada sebanyak 5.683 penerima manfaat beasiswa S1, S2 dan S3 dari Pemprov Jatim, yang semuanya adalah santri dan guru madrasah diniyah, dan dosen mahad Aly di Jatim.
Rincinya yaitu 3.080 untuk penerima beasiswa program S1, 1.355 penerima beasiswa program S2, 130 penerima beasiswa program S3. Dan tak ketinggalan ada 995 penerima beasiswa program M1 dan M2 atau setara S1 dan S2 di Ma’had Aly yang merupakan perguruan tinggi khas pesantren.
"Tidak ketinggalan, demi meningkatkan SDM pesantren kita juga memberikan beasiswa program S1 di Universitas Al Azhar Mesir. Per tahun ada 30 mahasiswa yang kita kirim ke Mesir, dan alhamdulillah per tahun ini kuotanya menjadi 33 orang," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024