Calon Wakil Gubernur Jawa Timur nomor urut 2 Emil Elestianto Dardak memaparkan capaian nyata Pemerintah Provinsi Jatim ke mahasiswa Universitas Airlangga di Surabaya, Sabtu.
Emil dalam acara Adu Gagasan Pilgub Jatim yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga di Gedung Pringgodigdo, Kampus B Unair, menggarisbawahi pentingnya inklusivitas dalam sektor pendidikan di Jawa Timur.
Ia menyebutkan bahwa pemerintah provinsi telah berupaya keras meningkatkan kualitas pendidikan, baik di sekolah negeri maupun swasta, yang mencakup 60 persen total pendidikan di provinsi ini.
"Kalau kita hanya fokus pada pendidikan negeri, maka kita akan melupakan pendidikan swasta, oleh sebab itu kita akan berfokus pada keduanya,” kata Emil, yang juga mantan Bupati Trenggalek.
Selain itu, Emil menekankan bahwa pembangunan tidak hanya tentang kemenangan pemilu, tetapi harus berdampak jangka panjang bagi masyarakat. Menurutnya, keberlanjutan visi antara pemerintah pusat dan daerah sangat krusial agar hasil pembangunan dapat dirasakan secara merata.
“Kami membangun bukan sekadar untuk pemilu saja, tapi untuk generasi ke depannya. Berkesinambungan visi antara pemerintah pusat dengan daerah itu sangatlah penting, Indonesia maju lalu ada Jatim Maju,” tutur Emil.
Dalam perspektif jangka panjang, Emil menilai bahwa program pembangunan harus disesuaikan dengan proyeksi 100 tahun ke depan. Pemprov Jatim, di bawah kepemimpinannya, berkomitmen untuk menghadapi tantangan masa depan dengan kesiapan yang matang.
“Program jangka panjang akan menjadi fokus kami ke depan, terutama melihat Indonesia 100 tahun ke depan, termasuk juga Jawa Timur,” ujarnya.
Salah satu keberhasilan yang disorot Emil adalah program gizi ibu hamil yang telah dilaksanakan di Jawa Timur. Program ini bertujuan menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif, yang dinilai Emil sebagai investasi penting untuk masa depan provinsi ini.
“Kami memiliki program untuk memberikan perhatian kepada ibu hamil dengan memberikan nutrisi yang memadai, dan ini sangat penting dalam melihatnya sebagai sesuatu yang positif di masa mendatang,” katanya.
Emil juga menguraikan pentingnya pembangunan berkelanjutan yang mengacu pada standar global, seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). Pembangunan, menurutnya, harus terus berjalan dan terukur dalam segala aspek.
“Pembangunan adalah never ending. Salah satu tolak ukur pembangunan yang disepakati dunia adalah SDG,” kata Emil.
Di sektor ekonomi, Emil mengapresiasi kemajuan pertanian dan industri manufaktur di Jawa Timur yang menjadi penggerak utama ekonomi daerah. Ia menjelaskan pentingnya pembangunan desa yang didukung oleh pertumbuhan kota sebagai mesin ekonomi.
“Selama lima tahun kami fokus pada pembangunan desa, tapi kita tidak melupakan kotanya. Kota adalah mesin pertumbuhan desa,” ujar Emil.
Emil juga membanggakan Jawa Timur sebagai produsen terbesar komoditas telur, susu, dan daging di Indonesia. Ia menyebut pencapaian ini sebagai bukti bahwa Pemprov Jatim berhasil menjaga stabilitas inflasi melalui pengelolaan logistik yang baik.
“Jatim adalah produsen terbesar di Indonesia. Telur tertinggi, susu tertinggi, dan daging tertinggi di Indonesia. Keberhasilan dalam menjaga inflasi tetap stabil adalah kunci,” ungkapnya.
Dengan kontribusi sektor manufaktur mencapai 30 persen dari PDRB Jawa Timur, Emil mengakui bahwa industri ini menjadi motor penggerak ekonomi yang harus dikelola dengan efektif dan responsif terhadap kebutuhan pasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Emil dalam acara Adu Gagasan Pilgub Jatim yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga di Gedung Pringgodigdo, Kampus B Unair, menggarisbawahi pentingnya inklusivitas dalam sektor pendidikan di Jawa Timur.
Ia menyebutkan bahwa pemerintah provinsi telah berupaya keras meningkatkan kualitas pendidikan, baik di sekolah negeri maupun swasta, yang mencakup 60 persen total pendidikan di provinsi ini.
"Kalau kita hanya fokus pada pendidikan negeri, maka kita akan melupakan pendidikan swasta, oleh sebab itu kita akan berfokus pada keduanya,” kata Emil, yang juga mantan Bupati Trenggalek.
Selain itu, Emil menekankan bahwa pembangunan tidak hanya tentang kemenangan pemilu, tetapi harus berdampak jangka panjang bagi masyarakat. Menurutnya, keberlanjutan visi antara pemerintah pusat dan daerah sangat krusial agar hasil pembangunan dapat dirasakan secara merata.
“Kami membangun bukan sekadar untuk pemilu saja, tapi untuk generasi ke depannya. Berkesinambungan visi antara pemerintah pusat dengan daerah itu sangatlah penting, Indonesia maju lalu ada Jatim Maju,” tutur Emil.
Dalam perspektif jangka panjang, Emil menilai bahwa program pembangunan harus disesuaikan dengan proyeksi 100 tahun ke depan. Pemprov Jatim, di bawah kepemimpinannya, berkomitmen untuk menghadapi tantangan masa depan dengan kesiapan yang matang.
“Program jangka panjang akan menjadi fokus kami ke depan, terutama melihat Indonesia 100 tahun ke depan, termasuk juga Jawa Timur,” ujarnya.
Salah satu keberhasilan yang disorot Emil adalah program gizi ibu hamil yang telah dilaksanakan di Jawa Timur. Program ini bertujuan menciptakan generasi yang lebih sehat dan produktif, yang dinilai Emil sebagai investasi penting untuk masa depan provinsi ini.
“Kami memiliki program untuk memberikan perhatian kepada ibu hamil dengan memberikan nutrisi yang memadai, dan ini sangat penting dalam melihatnya sebagai sesuatu yang positif di masa mendatang,” katanya.
Emil juga menguraikan pentingnya pembangunan berkelanjutan yang mengacu pada standar global, seperti Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG). Pembangunan, menurutnya, harus terus berjalan dan terukur dalam segala aspek.
“Pembangunan adalah never ending. Salah satu tolak ukur pembangunan yang disepakati dunia adalah SDG,” kata Emil.
Di sektor ekonomi, Emil mengapresiasi kemajuan pertanian dan industri manufaktur di Jawa Timur yang menjadi penggerak utama ekonomi daerah. Ia menjelaskan pentingnya pembangunan desa yang didukung oleh pertumbuhan kota sebagai mesin ekonomi.
“Selama lima tahun kami fokus pada pembangunan desa, tapi kita tidak melupakan kotanya. Kota adalah mesin pertumbuhan desa,” ujar Emil.
Emil juga membanggakan Jawa Timur sebagai produsen terbesar komoditas telur, susu, dan daging di Indonesia. Ia menyebut pencapaian ini sebagai bukti bahwa Pemprov Jatim berhasil menjaga stabilitas inflasi melalui pengelolaan logistik yang baik.
“Jatim adalah produsen terbesar di Indonesia. Telur tertinggi, susu tertinggi, dan daging tertinggi di Indonesia. Keberhasilan dalam menjaga inflasi tetap stabil adalah kunci,” ungkapnya.
Dengan kontribusi sektor manufaktur mencapai 30 persen dari PDRB Jawa Timur, Emil mengakui bahwa industri ini menjadi motor penggerak ekonomi yang harus dikelola dengan efektif dan responsif terhadap kebutuhan pasar.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024