Pasangan calon Bupati dan calon Wakil Bupati Kediri Deny Widyanarko-Mudawamah menyatakan bahwa program sambang dusun menjadi salah satu upaya untuk menggali permasalahan warga di wilayah Kediri, Jawa Timur, khususnya yang berada di tingkatan paling bawah.
Dalam keterangan yang diterima di Kediri, Sabtu, Deny menyatakan bahwa dengan menggali permasalahan warga dari tingkatan paling bawah itu, kebutuhan masyarakat bisa langsung dipahami.
"Seringkali sesuatu yang dikatakan baik di atas belum tentu baik dan tepat di bawah," kata Deny.
Ia menjelaskan, misalnya pada saat mendapatkan bantuan bibit, namun ternyata tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan, sehingga berdampak terhadap para petani yang tidak bisa memperoleh hasil maksimal.
Selain itu, ia juga menyoroti terkait bantuan yang diberikan kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), namun tanpa pendampingan yang bisa menaikkan kelas atau skala bisnis para pelaku usaha kecil tersebut.
Menurutnya dengan kondisi tersebut, perlu kehadiran figur seorang pemimpin daerah yang turun langsung dan menemui masyarakat untuk menyerap aspirasi-aspirasi mereka sesuai dengan kebutuhan mereka.
Ia menambahkan, dalam debat publik perdana yang digelar Kamis (24/10) di Insumo Kediri Convention Centre (IKCC), menjadi kesempatan bagi ia dan pasangannya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat soal pembangunan dusun dengan alokasi anggaran Rp300 juta hingga Rp500 juta per dusun per tahun.
"Selain menjelaskan tentang pembangunan dusun. Kami juga menyampaikan terkait bentuk tanggung jawab kami, bagaimana jika program pembangunan dusun itu dalam dua tahun tersebut tidak berjalan, maka kami siap mundur sebagai kepala daerah," katanya.
Salah seorang warga, Sunaryo, asal Kabupaten Kediri menilai jika Deny Widyanarko dan Mudawamah ialah cerminan dari figur pemimpin yang merakyat.
"Cara Pak Deny berbicara terkesan kalem dan menggunakan gaya bahasa yang merakyat, sehingga masyarakat sangat mudah memahaminya. Selain itu, dari segi pola berpikirnya cukup visioner untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang saat ini tengah dihadapi oleh masyarakat," ujar Sunaryo. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Dalam keterangan yang diterima di Kediri, Sabtu, Deny menyatakan bahwa dengan menggali permasalahan warga dari tingkatan paling bawah itu, kebutuhan masyarakat bisa langsung dipahami.
"Seringkali sesuatu yang dikatakan baik di atas belum tentu baik dan tepat di bawah," kata Deny.
Ia menjelaskan, misalnya pada saat mendapatkan bantuan bibit, namun ternyata tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan, sehingga berdampak terhadap para petani yang tidak bisa memperoleh hasil maksimal.
Selain itu, ia juga menyoroti terkait bantuan yang diberikan kepada para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), namun tanpa pendampingan yang bisa menaikkan kelas atau skala bisnis para pelaku usaha kecil tersebut.
Menurutnya dengan kondisi tersebut, perlu kehadiran figur seorang pemimpin daerah yang turun langsung dan menemui masyarakat untuk menyerap aspirasi-aspirasi mereka sesuai dengan kebutuhan mereka.
Ia menambahkan, dalam debat publik perdana yang digelar Kamis (24/10) di Insumo Kediri Convention Centre (IKCC), menjadi kesempatan bagi ia dan pasangannya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat soal pembangunan dusun dengan alokasi anggaran Rp300 juta hingga Rp500 juta per dusun per tahun.
"Selain menjelaskan tentang pembangunan dusun. Kami juga menyampaikan terkait bentuk tanggung jawab kami, bagaimana jika program pembangunan dusun itu dalam dua tahun tersebut tidak berjalan, maka kami siap mundur sebagai kepala daerah," katanya.
Salah seorang warga, Sunaryo, asal Kabupaten Kediri menilai jika Deny Widyanarko dan Mudawamah ialah cerminan dari figur pemimpin yang merakyat.
"Cara Pak Deny berbicara terkesan kalem dan menggunakan gaya bahasa yang merakyat, sehingga masyarakat sangat mudah memahaminya. Selain itu, dari segi pola berpikirnya cukup visioner untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang saat ini tengah dihadapi oleh masyarakat," ujar Sunaryo. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024