Puskesmas Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur telah berkomunikasi dengan kepolisian terkait langkah pencarian terhadap pihak yang membuang limbah medis di kawasan jalan terusan antara Jalan Simpang Megamendung dan Raya Tidar, Rabu.

Kepala Puskesmas Mulyorejo dr Helmie Wibisono di Kota Malang, mengatakan limbah medis itu terdiri dari beberapa komponen seperti alat suntik, tabung sampel berisi darah, hingga sarung tangan medis.

"Kami sudah melihat kondisi temuannya, memang benar ini limbah medis bekas pakai dan berbahaya. Tadi kami sudah lapor juga ke polisi," kata Helmie.

Tindakan tegas untuk memberikan efek jera kepada pelakunya, lantaran temuan tersebut masuk dalam kategori bahan berbahaya beracun (B3).

Limbah medis itu terdiri dari alat suntik, sarung tangan medis, tabung sampel darah, hingga kardus berwarna kuning dengan logo biohazard.

Diduga barang-barang itu baru saja dipakai, mengingat di dalam tabung sampel dan alat suntik masih terdapat darah yang belum mengalami pembekuan.

Jika tak diambil langkah cepat, pihaknya khawatir kejadian serupa terulang kembali. Apalagi lokasi penemuan limbah medis juga sepi dari aktivitas hilir mudik masyarakat.

"Kalau fasilitas kesehatan milik pemerintah atau yang punya izin tidak akan melakukan hal sangat konyol dan melanggar aturan seperti ini," ucapnya.

Mengingat limbah kategori B3 berbahaya, maka pengolahannya tidak bisa sembarangan dilakukan dengan menerapkan standarisasi khusus agar tak menyebabkan dampak pada gangguan kesehatan masyarakat.

Dia menjelaskan bahwa limbah medis tidak langsung dibuang, tetapi ditampung di tempat penampungan khusus. Nantinya ada pihak ketiga yang akan melakukan pengambilan dan penghancuran.

"Limbah medis perlakuan yang biasa kami lakukan ditempatkan di tempat penampungan khusus dan dikunci, setelah itu ada pihak ketiga yang mengambil lalu penghancuran," ujarnya.

Dia menyebut selama menjadi kepala puskesmas setempat belum pernah mendapati adanya kejadian limbah medis yang dibuang sembarangan.

"Kami dari Dinkes dan puskesmas baru ini kasus pertama seperti ini," ucapnya

Pewarta: Ananto Pradana

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024