Surabaya - Sebanyak 17 orang yang terjebak lift gedung Empire Palace Jalan Bubutan Kota Surabaya, Minggu, selama sekitar 2 jam akhirnya berhasil dievakuasi oleh petugas teknisi setempat.
Informasi yang diperoleh ANTARA menyebutkan lift di Empire Palace sempat macet sekitar pukul 10.00 WIB sehingga mengkibat 17 pengunjung terjebak di dalamnya. Beberapa saat kemudian, "air conditioning" (AC) dalam lift juga mati.
Beberapa orang yang terjebak berusaha memencet tombol darurat dan telepon. Namun karena tidak membuahkan hasil apa-apa, belasan orang tersebut akhirnya hanya mampu berdiri dan diam saja.
Seorang korban terjebak lift warga Manyar Kertoarjo, Falensia Anderson mengaku saat kejadian dirinya dan orang-orang di dalam hanya bisa berdoa semoga tidak terjadi apa-apa.
"Saat itu saya sedang menghadiri acara pernikahan di lantai 4 dan akan turun ke lobby," ujarnya.
Namun, lanjut dia, pada saat menaiki lift sebelah barat, tiba-tiba lift yang dinaiki 17 orang tersebut terhenti dan di layar monitor lift terlihat angka 1 dan E.
Setelah 2 jam terjebak di dalam lift Empire Palace, 17 orang itu akhirnya berhasil dievakuasi. Usaha membuka lift secara paksa tidak ada hasilnya, akhirnya teknisi membuatkan lubang berukuran 60x40 cm tepat di atas lift. Setelah berhasil membuat lubang, akhirnya para korban bisa dievakuasi.
Setelah berhasil dievakuasi, para korban, 3 orang di antaranya merupakan warga negara Brazil tampak sehat dan tidak ada yang pingsan. Para korban terjebak lift kini sedang beristirahat di ruangan manajemen Empire Palace.
Menanggapi hal itu, Manajemen Empire Palace membantah jika penyebab macetnya lift itu karena kelebihan beban karena kapasitasnya 24 orang, sedangkan yang naik lift hanya 17 orang.
"Tim teknisi masih menyelidiki macetnya lift tersebut," kata Kepala Bagian Hukum Empire Palace Edward S Joyo Santoso.
Edward mengatakan, pihaknya juga bingung, kenapa lift tersebut beroperasi. Hal itu dikarenakan lift yang lokasi berdampingan dengan lift yang pernah mengalami kemacetan beberapa bulan lalu, dalam kondisi perawatan.
"Kita tidak tahu, apakah ada kesalahan teknis atau ada kekeliruan, masih dicek oleh teknisi. Yang penting tidak sampai menimbulkan korban," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012