Kediri - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, meminta bantuan dari ustaz/ustazah untuk mengentaskan penghuni lokalisasi dari kehidupan yang "gelap" hingga mendapatkan penghidupan yang lebih baik. "Permasalahan WTS dan lokalisasi ini, kami memang minta bantuan dari alim ulama, dengan harapan para WTS ini bisa sadar," katanya dalam acara Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Selasa. Ia menyebut, masalah WTS ini cukup kompleks. Selain masalah lokasi dan urusan perut, juga karena memang ada muncikari. Terlebih lagi, para muncikari ini rata-rata adalah perangkat di lingkungan mereka, hingga para WTS ini dengan nyaman beraktivitas. "Jumlah WTS di Jatim terdata hingga 7.217 orang. Sampai saat ini, masih 345 yang sudah berhasil dientaskan dari pekerjaannya mencari uang menjadi WTS," katanya. Untuk jumlah lokalisasi, di Jatim ada 47 lokalisasi dan saat ini tinggal 44 yang belum ditutup. Tahun 2011 ada tiga lokalisasi di Kabupaten Blitar yang ditutup, dan tahun ini rencana dua di Kabupaten Tulungagung. Ia juga meminta kepada kepala daerah yang di daerahnya terdapat penampungan para WTS atau lokalisasi untuk tegas menutupnya. Oleh karena itu, ia mengharapkan, bantuan dari para ustaz maupun ustazah untuk mau memberikan pendampingan, hingga mereka tergerak hatinya meninggalkan dunia prostitusi tersebut. Pemprov, lanjut dia, juga memberikan perhatian kepada para WTS yang benar-benar mau meninggalkan jalan tersebut. Pihaknya siap memberikan bantuan modal, dimana setiap WTS akan diberikan anggaran sampai Rp3 juta untuk modal usaha. Gubernur yang akrab disapa dengan Pakde Karwo ini juga meminta, agar masyarakat ikut mendukung program ini. "Dengarkanlah suara yang tidak terdengar. Berbicara tentang Indonesia, juga harus membicarakan kesejahteraan dan mulai dari yang kecil," kata Gubernur menegaskan. Dalam kegiatan Mukernas tersebut, juga dihadiri sejumlah pejabat penting, di antaranya Wakil Presiden Boediono dan sejumlah menterinya, di antaranya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh. Hadir juga rombongan dari pemerintah provinsi dan daerah setempat. Kegiatan Muktamar itu berlangsung selama tiga hari, mulai 21-23 Februari 2012. Salah satu poin yang dibahas dalam kegiatan itu tentang figur calon Presiden yang akan diusung serta pemenangan pemilihan, khususnya Pemilihan Presiden 2014. (*)

Pewarta:

Editor : Edy M Yakub


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012