Pacitan - Jumlah tenaga guru sekolah dasar di Kabupaten Pacitan hingga saat ini masih belum ideal, demikian disampaikan Kabid Ketenagaan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat, Sujarwo, kepada wartawan, Jumat. "Kalau dihitung, kekurangannya bisa mencapai ratusan tenaga guru," katanya seraya menjelaskan bahwa kebutuhan tenaga guru untuk jenjang sekolah dasar (SD) saja mencapai 208 orang, sementara untuk tenaga guru ketrampilan sebanyak 95 orang. Ketidakseimbangan antara jumlah tenaga guru dengan rombongan belajar tidak hanya terjadi di tingkat sekolah dasar. Menurut data Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, kondisi serupa juga terjadi pada jenjang SLTA, khususnya sekolah menengah kejuruan (SMK). "Kekurangan untuk jenjang SMK tercatat ada sebanyak 95 guru, yakni meliputi mata pelajaran bimbingan konseling, teknik kendaraan, dan tata busana," jelasnya. Sudjarwo mengungkapkan, kondisi itu terjadi akibat banyaknya guru pensiun. Dalam setahun misalnya, Sujarwo memberi gambaran bahwa jumlah tenaga pengajar yang purna tugas rata-rata mencapai sekitar 120-an orang. Ketidakidealan semakin menjadi lantaran banyaknya tenaga guru yang pensiun tidak diimbangi dengan rekrutmen tenaga pendidik baru pada kurun waktu yang sama. Namun demikian, Sujarwo buru-buru menegaskan bahwa kekurangan tenaga pengajar tersebut tidak sampai menyebabkan masalah serius lantaran telah diisi oleh tenaga honorer. "Kalau di SMK diisi guru yang rangkap tugas dari sekolah lain," ujarnya. Walaupun begitu, Sudjarwo menegaskan bahwa beban mengajar tidak akan dilimpahkan ke pundak tenaga honorer, mengingat mereka pada dasarnya bukanlah pegawai negeri sipil (PNS) dan hanya diberi insentif sangat kecil (sekitar Rp200 ribu per honorer). "Kami berharap agar tugas-tugas yang masuk kategori berat tetap dilaksanakan oleh guru berstatus PNS. Bahkan, para guru yang telah menyandang predikat sertifikasi wajib mengambil peran lebih banyak dalam mengatasi persoalan ini, karena mereka telah memiliki cap sebagai guru profesional," katanya menandaskan. (*)

Pewarta:

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012