Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, Jawa Timur melakukan soft launching bus listrik yang disebut 'Electric City Bus' dan menambah armada Feeder Wira Wiri untuk mengurai kemacetan di waktu-waktu tertentu di wilayah tersebut.

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Surabaya, Ikhsan mewakili Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengatakan bahwa selain bertujuan untuk mengurai kemacetan, bus listrik dan armada Feeder Wira Wiri juga ditujukan untuk mengurangi polusi, serta memberi kenyamanan masyarakat dalam mengakses angkutan umum.

"Sasaran kita menambah armada (bus listrik dan Feeder Wira Wiri) untuk mengurai kemacetan dan polusi. Kita tahu di Surabaya ini sudah banyak taman, tetapi diharapkan dengan penggunaan bus listrik bisa lebih mengurangi lagi," ujar Ikhsan di Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ), Senin.

Ia mengatakan, penambahan unit dan rute baru ini, masyarakat bisa lebih nyaman menggunakan transportasi umum. Sehingga, ke depan penggunaan kendaraan pribadi akan berkurang.

"Mudah-mudahan masyarakat lebih nyaman sehingga lebih berkurang penggunaan kendaraan pribadi," katanya.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru menjelaskan, ada 11 unit bus listrik dan 32 Feeder Wira Wiri yang diluncurkan dengan skema Buy The Service (BTS). Unit-unit tersebut akan dioperasikan secara bertahap hingga November 2024.

"Dua bus listrik akan kita operasionalkan dulu sambil uji coba. Sisanya akan dioperasikan bertahap sambil menunggu administrasi. Operasional penuh di bulan November 2024," katanya.

Tundjung mengatakan, Electric City Bus akan beroperasi mengisi rute Terminal Purabaya-Terminal Bratang-Kampus A Unair-Kampus C Unair. Rute tersebut dipilih karena tingginya permintaan dan peminatan dari warga.

Sementara untuk penambahan unit Feeder Wira Wiri, akan mengisi empat rute. Yakni, Sier-Kota Lama, Terminal Keputih-Kota Lama, Terminal Bratang-Shelter Bulak, Terminal Menanggal - Terminal Manukan.

Tundjung menjelaskan, Bus listrik medium dilengkapi dengan fasilitas khusus penumpang disabilitas dan tempat duduk khusus wanita serta lansia. Bus dengan jarak tempuh 180 kilometer itu berkapasitas 26 orang.

"Bus ini juga berbasis digital, sehingga pembayaran bisa menggunakan scan QR. Penumpang cukup menyediakan kartu non-tunai atau aplikasi. Tarifnya sama Rp5 ribu berlaku per dua jam," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024