Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur sejauh ini telah menyalurkan 277 ribu liter air bersih untuk memenuhi kebutuhan warga terdampak kekeringan selama kurun 1,5 bulan terakhir.

"Jumlah yang kami salurkan itu di luar bantuan dari instansi lainnya, itu hanya dari BPBD. Kalau digabung mungkin lebih dari itu," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Ponorogo, Masun di Ponorogo, Selasa.

Distribusi air bersih mulai dilakukan sejak 29 Juli hingga pertengahan September 2024.

Suplai dilakukan bergilir, menyesuaikan jadwal yang sudah diatur oleh BPBD dengan sasaran desa-desa yang telah mengajukan permintaan bantuan air bersih.

Kebutuhan air tersebut untuk meng-cover sebanyak 637 kepala keluarga (KK) yang tersebar di 10 dusun, dari lima Kecamatan di Ponorogo.

Jumlah wilayah yang mengalami kekeringan tersebut diantaranya Dusun Krajan Tengah, Desa Wates, Kecamatan Slahung 95 KK. Dusun Bedog, Desa Wates, Kecamatan Slahung 35 KK. Dusun Jenggring, Desa Duri, Kecamatan Slahung 52 KK.

Kemudian, Dusun Magersari, Dusun Sukun, Desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung 13 KK. Dusun Krajan, Desa Sidoharjo, Kecamatan Pulung 35 KK. Dusun Dungus, Desa Karangpatihan, Kecamatan Pulung 290 KK. Dusun Klatakan, Desa Belang, Kecamatan Bungkal 21 KK. Dusun Bungur, Desa Munggu, Kecamatan Bungkal 58 KK.

Selain itu, Dusun Krajan, Desa Pangkal, Kecamatan Sawoo 20 KK. Serta Dusun Kroyo, Desa Gelang Kulon, Kecamatan Sampung 18 KK.

"Sebenarnya ada satu dusun lagi, yakni Dusun Tarap, Desa Sriti Kecamatan Sawooo. Tapi informasi dari kepala Desa belum didroping karena masih bisa tertangani secara mandiri," imbuhnya.

Pihaknya menambahkan jika dalam kekeringan saat ini terjadi, wilayah yang paling terparah yakni di Dusun Dungus, yang berada di kecamatan Pulung. Pasalnya, jumlah KK dalam wilayah tersebut mencapai 290 KK, serta menjadi yang terbanyak dari wilayah lainnya yang terdampak.

"Kalau menurut kebutuhan memang yang paling banyak itu di Dusun Dungus, karena jumlah KK-nya yang paling banyak," terangnya.

Mantan Kepala Dipertahankan tersebut juga menjelaskan jika kebutuhan air baku meliputi minum serta memasak, paling tidak membutuhkan 60 liter per orang dalam satu hari. Kebutuhan tersebut sesuai dengan acuan dari Unesco.

"Itu jumlah minimal, dan hanya untuk kebutuhan air minum serta memasak,"

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024