Pemerintah Kota Surabaya, Jawa Timur menyiapkan sejumlah infrastruktur guna mendukung sebagai kota yang ramah terhadap anak.

Pemerhati Pendidikan dan Perlindungan Anak Jawa Timur, M. Isa Ansori di Surabaya, Selasa, mengatakan menjadikan kota layak anak berarti membangun lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak dari berbagai aspek-fisik, mental, sosial, dan emosional.

Dalam konteks ini, kata dia, Surabaya berupaya untuk tidak hanya menyediakan fasilitas dan layanan yang mendukung, tetapi juga menciptakan ruang hidup yang aman, sehat, dan stimulatif bagi anak-anak.

"Bila ditarik ke dalam UUPA (Undang-undang Perlindungan Anak) bahwa usia anak adalah 0–18 tahun, ini berarti kita sedang menyiapkan anak-anak usia 0–3 tahun dan mereka yang akan lahir sebelum 0 tahun di dalam kandungan. Sehingga juga harus dipersiapkan kelahiran anak-anak sebelumnya," kata dia.

Ia mengemukakan,, para calon orang tua dipersiapkan bagaimana mengasuh dan merawat tumbuh kembang anak, serta bagaimana mendapatkan pekerjaan yang bisa menafkahi anak-anaknya dengan baik dan benar.

Oleh sebab itu, Pemkot Surabaya telah mempersiapkan hal tersebut melalui program pendampingan, mulai dari anak-anak hingga setelah menjadi orang tua.

"Data base anak dan remaja, hingga pasangan calon pengantin telah dipersiapkan, sehingga arah pembangunan menuju kota layak anak tahun 2030 bisa presisi diwujudkan," ujar dia.

Isa Ansori melanjutkan, terdapat berbagai upaya dalam menyiapkan masa depan bagi generasi anak-anak selanjutnya, di antaranya adalah infrastruktur ramah anak untuk tumbuh kembang optimal. Infrastruktur yang dirancang untuk anak-anak menjadi kunci dalam memastikan perkembangan fisik dan sosial mereka.

"Sistem transportasi publik yang ramah lingkungan dan terintegrasi di Surabaya menyediakan kenyamanan bagi keluarga. Anak-anak belajar mobilitas dan kemandirian sejak dini. Desain transportasi ini bukan hanya tentang kemudahan akses, tetapi juga menciptakan rasa aman yang penting dalam perkembangan emosional anak-anak," ucapnya.

Menurutnya, adanya ruang terbuka hijau dan area bermain menjadi jantung kesejahteraan anak. Menurutnya, Surabaya pada tahun 2030 akan tetap menjaga komitmen untuk menyediakan ruang terbuka hijau. Salah satunya dengan mengusung konsep pocket parks atau taman mini menjadi solusi inovatif, serta dilengkapi dengan fasilitas bermain modern yang dirancang dengan keamanan sebagai prioritas, memastikan anak-anak bisa bermain sambil belajar, baik secara fisik maupun kognitif.

"Fasilitas bermain yang terintegrasi dengan lingkungan perkotaan akan menjadi pusat interaksi sosial bagi anak-anak, membangun keterampilan sosial mereka. Pada saat yang sama, anak-anak belajar tentang pentingnya menjaga alam, memperkuat rasa tanggung jawab terhadap lingkungan," ujarnya.

Selanjutnya, pendidikan juga memiliki ranah penting dalam mendukung inovasi dan kreativitas anak-anak karena salah satu pilar penting kota layak anak adalah pendidikan. Isa Ansori menilai bahwa Pemkot Surabaya tidak hanya berfokus pada pendidikan formal di sekolah, tetapi juga menyediakan ruang-ruang publik yang mendukung pembelajaran sepanjang waktu.

"Perpustakaan interaktif yang dilengkapi dengan teknologi seperti Virtual Reality (VR) dan Augmented Reality (AR) akan memberikan pengalaman belajar yang menarik bagi anak-anak. Maka, kota ini mendukung pengembangan intelektual anak melalui cara-cara kreatif dan inovatif, mendorong mereka untuk berpikir kritis sejak usia dini," katanya.

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024