Palang Merah Indonesia (PMI) Pamekasan, Jawa Timur, mendistribusikan bantuan air bersih ke sejumlah desa terdampak kekeringan di wilayah itu.

"Program ini sebagai bentuk kepedulian PMI pada warga terdampak kekeringan dan program ini merupakan kerja sama antar-elemen masyarakat yang memiliki komitmen yang sama dengan organisasi ini," kata Sekretaris PMI Pamekasan Khairus Saleh di Pamekasan, Jawa Timur, Jumat.

Ia menjelaskan, program bantuan air bersih tersebut telah berlangsung sejak awal September 2024 dan akan berlangsung hingga Desember 2024.

"Kami menetapkan program ini, karena berdasarkan prakiraan, musim kemarau masih akan berlangsung hingga akhir tahun ini," katanya.

Kalaupun pada bulan Desember turun hujan, ketersediaan air bersih di sumur-sumur warga biasanya belum tersedia, sehingga pihaknya memandang perlu untuk tetap menyalurkan bantuan air bersih tersebut.

Ia menuturkan, penyaluran bantuan air bersih oleh PMI Pamekasan selama ini telah menyasar puluhan desa di empat kecamatan, yakni Kecamatan Tlanakan, Pademawu, Galis dan Kecamatan Larangan.

Jika ada yang membutuhkan air bersih, sambung dia, hendaknya segera menghubungi pihak PMI Pamekasan.

"Tapi, kami akan melakukan pengecekan terlebih dahulu ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah, khawatir institusi ini juga telah menyalurkan bantuan, sehingga tidak tumpang-tindih," katanya.

Sekretaris PMI Pamekasan Khairus Saleh lebih lanjut menjelaskan, selain bekerja sama dengan sejumlah elemen masyarakat, penyaluran bantuan air bersih ini juga atas kerja sama dengan sejumlah perusahaan.

"Jadi, program ini juga juga dalam rangka membantu pemerintah, yakni Pemkab Pamekasan dalam penanggulangan kekeringan," katanya.

Selain itu, sambung dia, program tersebut juga sebagai bentuk implementasi dari tujuh prinsip PMI yaitu kemanusiaan, kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan.

Prinsip-prinsip ini harus diketahui dan dilaksanakan oleh setiap anggota PMI. Tujuannya untuk mengajarkan dan menerapkan budaya hidup tolong-menolong, serta bersikap netral pada semua manusia.

"Kami juga berharap masyarakat yang memiliki kemampuan bisa tergugah untuk peduli membantu warga Pamekasan yang kini mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih," katanya.

Menurut data BPBD Pemkab Pamekasan, jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih pada musim kemarau kali ini sebanyak 75 desa, tersebar di 10 kecamatan.

"Jumlah desa yang mengalami kekeringan dan kekurangan air bersih kali ini bertambah dibanding tahun lalu yang hanya 72 desa," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BPBD Pemkab Akhmad Dhofir Rosidi.

Jenis kekeringan yang terjadi di Pamekasan selama ini ada dua, yakni kekeringan langka dan kekeringan kritis.

Kekeringan kritis terjadi karena pemenuhan air di dusun mencapai 10 liter lebih per orang per hari. Jarak yang ditempuh masyarakat untuk mendapatkan air bersih sejauh 3 kilometer bahkan lebih.

Sementara yang dimaksud dengan kering langka, kebutuhan air di dusun itu di bawah 10 liter saja per orang per hari. Jarak tempuh dari rumah warga ke sumber mata air terdekat sekitar 0,5 kilometer hingga 3 kilometer.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024