Pemerintah Kabupaten Bangkalan Jawa Timur sukses menurunkan angka stunting di wilayah itu melalui pola penanganan secara terpadu.

"Selain terpadu, kami juga melakukan penanganan kasus stunting dengan pola terfokus," kata Kepala Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKBP3A) Pemkab Bangkalan Sudiyo di Bangkalan, Jawa Timur, Jumat.

Ia menjelaskan, pola penanganan terpadu itu antara lain dengan melibatkan dokter spesialis pada jangka waktu tertentu.

"Ada tiga dokter spesialis yang kami libatkan," katanya.

Ketiga dokter itu masing-masing dokter spesialis anak, psikolog, dan ahli gizi. Mereka ini, katanya, diterjunkan ke desa tertentu selama dua bulan lebih, guna menangani kasus stunting di desa tersebut.

"Hasilnya, memang terjadi peningkatan yang luar biasa, yakni angka stunting di desa itu turun secara drastis, berkat pola penanganan terpadu dari tiga dokter spesialis tersebut," katanya.

Karena itu, pihaknya kemudian bergerak ke desa-desa lain yang menjadi lokus stunting.

Kemudian, di samping menerapkan pola penanganan terpadu dan terfokus itu, pihaknya juga menggerakkan tim pendamping dari para kader posyandu yang ada di desa tersebut untuk membantu memberikan arahan dan bimbingan bagi para keluarga di desa itu.

"Yang juga memiliki peran penting dalam menurunkan angka stunting di Bangkalan ini adalah peran TNI dan Polri," katanya pula.

Sudiyo menjelaskan, TNI dan Polri memiliki jaringan personel hingga ke desa-desa yang disebut Babinsa atau Bintara Pembina Desa, dan Bhabinkamtibmas atau Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat.

"Dan selama penanganan kasus stunting yang terpadu dan terfokus ini, mereka juga proaktif membantu petugas, memberikan penyadaran kepada masyarakat melalui kegiatan khusus yang disebut komunikasi sosial," katanya.

Jadi, kata Sudiyo, para Babinsa dan Bhabinkamtibmas aktif melakukan sosialisasi mengomunikasikan tentang hidup sehat dan penanganan stunting.

Kepada DKBP3A Sudiyo menjelaskan lebih lanjut, setelah penerapan pola terpadu dan terfokus di salah satu desa itu sukses digelar, pihaknya lalu menerapkan ke desa-desa lainnya.

"Dan berkat upaya tersebut, kini penurunan kasus stunting di Kabupaten Bangkalan sangat signifikan," katanya.

Berkat upaya yang dilakukan oleh DKBP3A Pemkab Bangkalan tersebut, kini kabupaten paling barat di Pulau Madura tersebut sudah masuk lima besar di Jawa Timur dalam hal penurunan angka stunting.

Bahkan belum lama ini Pemkab Bangkalan menerima penghargaan dari pemerintah pusat yang diterima oleh Pj Bupati Bangkalan Arief M Edie.

Selanjutnya, angka stunting yang awalnya sebesar 60 persen berhasil turun menjadi 10 persen. Upaya ini, katanya lagi, harus terus dipertahankan, bahkan diharapkan bisa mencapai zero stunting.

Kunci keberhasilannya adalah peran petugas di desa, seperti kepala desa, camat, kader posyandu, serta penanganan masalah gizi yang baik oleh puskesmas, yang memegang peran penting dalam penurunan angka stunting.

"Selain itu, para ibu hamil perlu mendapatkan perhatian khusus, terutama dalam hal gizi dan pemeriksaan kehamilan secara rutin. Setelah melahirkan, bayi harus diberi ASI, asupan gizi yang cukup, serta makanan tambahan. Selain itu, imunisasi dasar lengkap -IDL- juga harus diberikan," katanya.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024