Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur berkomitmen untuk mengentaskan wanita rentan sosial ekonomi di wilayah tersebut, dimana setiap tahun ada sebanyak 180 wanita yang lepas dari ketegori rentan tersebut.

Kepala Dinas Sosial Jawa Timur Restu Novi Widiani melalui Sekretaris Dinsos Jatim Yusmanu, saat dihubungi di Surabaya, Senin mengatakan, pengentasan wanita rentan itu dilakukan melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) Rehabilitasi Sosial Bina Karya Wanita (RSBKW) Kediri.

"Setiap tahun ada tiga angkatan, dan setiap angkatan ada 60 orang. Kami bekerja sama dengan pemkab maupun pemkot setempat yang mengirim mereka kesini," kata Yusmanu.

Ia menjelaskan, para wanita yang masuk dalam kategori rentan tersebut, dibina dan diberikan pembekalan keterampilan sesuai bakat dan minat masing-masing sebelum terjun kembali ke masyarakat.

"Mereka juga diberikan bekal keterampilan,  spiritual hingga modal saat kembali terjun ke masyarakat," ujarnya.

Lanjut Yusmanu, wanita-wanita yang berada di UPT RSBKW ini kebanyakan Pekerja Seks Komersial (PSK) yang terjaring razia. Namun, pihaknya juga mencatat ada kategori lainnya seperti wanita berstatus janda yang menjadi tulang punggung keluarga.

"Akan tetapi tidak semua PSK,  ada juga yang wanita rentan sosial ekonomi, artinya wanita ini sangat kesulitan secara sosial ekonomi, ada yang statusnya janda dan bahkan tulang punggung keluarga," ujarnya.

Yusmanu menjelaskan, untuk asrama antara yang WRSE dan mantan PSK dibedakan. Langkah itu dilakukan agar penanganan bisa lebih tepat sasaran. Menurutnya setelah mendapat pembinaan,  para wanita ini akan dikembalikan ke daerahnya masing-masing dan diberi uang Rp5 juta untuk modal usaha. 

"Saat kami kembalikan ke daerah masing-masing, kami serahkan ke dinas sosial setempat," jelasnya. 

Yusmanu mengaku memang tidak mudah membina para PSK dibanding WRSE.  Menurutnya para PSK banyak yang berusaha kabur. Bahkan, ia mencatat ada wanita yang setelah mendapatkan pembinaa, kembali ke pekerjaan awal mereka.

Sementara untuk wanita rentan sosial ekonomi, lanjutnya, ia menilai penanganan jauh lebih mudah karena selama ini para wanita tersebut memiliki keinginan untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi.

"Karena mereka dari awal memang niat bangkit dari keterpurukan sosial dan ekonomi," jelasnya.

Pewarta: Faizal Falakki

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024