KAI Commuter Line Daerah Operasi (Daop) 8 Surabaya menggelorakan kampanye Stop Kekerasan Seksual di Transportasi Publik untuk menekan angka kasus yang terjadi di dalam kereta api baik lokal maupun jarak jauh.

"Berdasarkan catatan kami, ada 30 kasus pelecehan seksual terjadi di KA Commuter Line yang tertangkap tangan hingga Agustus 2024. Sedangkan laporan dari media sosial resmi ada sekitar 15 laporan," kata Direktur Operasi dan Pemasaran KAI Commuter Broer Rizal saat kegiatan sosialisasi di Stasiun Gubeng Surabaya, Kamis.

Oleh karena itu dengan adanya sosialisasi kampanye tersebut, pihaknya berharap semua masyarakat terutama penumpang KA Commuter Line dapat mengantisipasi dan melapor jika melihat atau mengalami kejadian tersebut.

"Artinya dengan adanya sosialisasi yang terus dilakukan secara berkala ini, kami berharap baik yang melihat ataupun korban berani melaporkan kepada petugas yang berwenang," katanya.

Sementara itu, Komisioner Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Veryanto Sitohang mengapresiasi langkah yang telah dilakukan oleh KAI ataupun KAI Commuter Line yang terus berupaya mengkampanyekan anti kekerasan seksual terutama terhadap kaum perempuan.

Veryanto menyebutkan ada sekitar 15 laporan setiap harinya yang masuk terkait pelecehan seksual sehingga melalui adanya sosialisasi ini diharapkan seluruh masyarakat semakin nyaman ketika berada di dalam transportasi publik terutama kereta api.

Dalam kesempatan yang sama, Manajer Humas KAI Daop 8 Surabaya Luqman Arif menjelaskan upaya ini merupakan ikhtiar untuk menjaga kenyamanan dan keamanan di stasiun hingga di dalam kereta api.

Luqman pun meminta apabila masyarakat melihat atau mengalami pelecehan seksual maka dapat segera melaporkannya karena pihak KAI akan turut mendampingi hingga ke pihak berwajib.

"Tentu laporan tersebut juga akan didalami oleh petugas di lapangan dengan memeriksa sejumlah bukti dan saksi. Jika semua bukti terkumpul maka kami akan menyerahkannya ke kepolisian terdekat," katanya.

Pewarta: Naufal Ammar Imaduddin

Editor : Astrid Faidlatul Habibah


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024