Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Rumah Potong Hewan (RPH) Kota Batu menerjunkan tim dokter untuk melakukan pengambil sampel organ dalam pada sapi milik warga yang mati secara mendadak di Desa Beji, Kecamatan Junrejo.
Dari pengecekan awal didapati organ bagian dalam sapi mengalami perubahan warna dan berubahnya tekstur yang tidak normal seperti halnya di bagian lambung dalam kondisi normal akan berwarna hijau, bukan merah.
"Kami sudah ambil, nanti dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Awal ini ada perubahan organ, ada perubahan kemerahan ini tidak normal," kata Dokter Hewan Puskeswan RPH Kota Batu Wulandari di Kota Batu, Rabu.
Selain lambung, kondisi serupa juga didapati pada sampel organ usus yang seharusnya berwarna putih seiring perubahan organ tersebut diperkirakan adanya racun pada tubuh sapi sehingga pembuluh darah pecah dan organ jadi merah.
Kendati demikian, dia masih belum bisa memastikan penyebab yang memperkuat dugaan keracunan tersebut.
"Masih belum diketahui kondisi rumput tersebut terindikasi pestisida atau tidak," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu Deny Cahyono memperkirakan sudah ada puluhan sapi milik peternak yang mati secara tiba-tiba sejak Februari yaitu sekitar 21 ekor.
Salah seorang pemilik sapi yaitu Indra Kurniawan di Kota Batu, Rabu, menyatakan pertama kali mendapati kondisi tak wajar pada sapinya yakni pada Minggu (18/8) malam. Hewan ternak miliknya sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri dan tak berselang lama sapi miliknya mengeluarkan busa dari hidung dan tubuhnya kaku.
"Padahal sehat kondisinya, baik-baik saja tetapi saat akan berdiri langsung jatuh tidak sadarkan diri dan mati. Padahal sebelumnya kondisi sapi sudah dikasih antibiotik, vitamin," ucapnya.
Sebelum kejadian itu terjadi, dia menuturkan bahwa kandang sudah dalam posisi terkunci dan makanan untuk sapi berada di dalam.
"Bukan kali pertama tapi beberapa kali sapi mati, punya peternak lain juga," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
Dari pengecekan awal didapati organ bagian dalam sapi mengalami perubahan warna dan berubahnya tekstur yang tidak normal seperti halnya di bagian lambung dalam kondisi normal akan berwarna hijau, bukan merah.
"Kami sudah ambil, nanti dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Awal ini ada perubahan organ, ada perubahan kemerahan ini tidak normal," kata Dokter Hewan Puskeswan RPH Kota Batu Wulandari di Kota Batu, Rabu.
Selain lambung, kondisi serupa juga didapati pada sampel organ usus yang seharusnya berwarna putih seiring perubahan organ tersebut diperkirakan adanya racun pada tubuh sapi sehingga pembuluh darah pecah dan organ jadi merah.
Kendati demikian, dia masih belum bisa memastikan penyebab yang memperkuat dugaan keracunan tersebut.
"Masih belum diketahui kondisi rumput tersebut terindikasi pestisida atau tidak," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu Deny Cahyono memperkirakan sudah ada puluhan sapi milik peternak yang mati secara tiba-tiba sejak Februari yaitu sekitar 21 ekor.
Salah seorang pemilik sapi yaitu Indra Kurniawan di Kota Batu, Rabu, menyatakan pertama kali mendapati kondisi tak wajar pada sapinya yakni pada Minggu (18/8) malam. Hewan ternak miliknya sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri dan tak berselang lama sapi miliknya mengeluarkan busa dari hidung dan tubuhnya kaku.
"Padahal sehat kondisinya, baik-baik saja tetapi saat akan berdiri langsung jatuh tidak sadarkan diri dan mati. Padahal sebelumnya kondisi sapi sudah dikasih antibiotik, vitamin," ucapnya.
Sebelum kejadian itu terjadi, dia menuturkan bahwa kandang sudah dalam posisi terkunci dan makanan untuk sapi berada di dalam.
"Bukan kali pertama tapi beberapa kali sapi mati, punya peternak lain juga," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024