Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Jawa Timur (Jatim) memberikan perhatian serius terhadap peristiwa kekerasan pada santri di lingkungan pondok pesantren dan menyerukan penguatan Program Santri Berseri 2024. 

"2024 yang agak berat di Kediri, untuk yang lain ada tapi yang melibatkan seluruh elemen. Alhamdulillah ada keputusan hukum tindakan (kekerasan) itu tidak benar," ujar Kabid Diniyah dan Pondok Pesantren Kemenag Jatim, Mohammad As'adul Anam usai Workshop Santri Berseri 2024, Selasa.

Ia mencatat, pada 2024 ini ada tiga kasus yang mencolok dan mengakibatkan dua orang santri meninggal dunia. 

Kasus pertama terjadi Januari 2024 di salah satu pesantren di Sutojayan, Kabupaten Blitar. Korban berinisial MAR (13) yang dinyatakan meninggal dunia setelah dianiaya 17 orang sesama santri.

Kasus kedua terjadi di salah satu pesantren di Malang dengan korbannya ST (15) yang mengalami luka bakar setelah disetrika seniornya berinisial AF (19).

Kemudian, juga terjadi di Ponpes PPTQ Al Hanifiyyah, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Korban berinisial Bingang Balqis Maulana (14) meninggal dunia setelah dianiaya empat seniornya.

Melihat peristiwa ini, Anam terus menyerukan pesantren ramah anak dalam Program Santri Berseri 2024. 

Anam, menambahkan, diperlukan manajemen pesantren yang sehat untuk mencegah kekerasan di pesantren mengingat pengawasan para santri di pondok pesantren tersebut harus dilakukan selama 24 jam.

"Siapa yang bisa melakukan pengawasan per santri, itu tidak mungkin, maka di situlah memasukkan aspek manajemen, kemudian di situ ada sistem aspek pengendalian santri lewat manajemen kepengasuhan," katanya.

"Idealnya, satu ruangan ada musrif, satu lantai ada koordinator, satu gedung ada koordinator lagi. Inilah yang perlu kita sampaikan pada pesantren," tegas Anam.

Menurutnya, di Jatim saat ini ada 7.009 pesantren yang tercatat di Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) atau sudah diurus izinnya. Sementara berdasarkan catatan, ada kurang lebih 1.000 pesantren yang belum memiliki izin.

"Jumlah ini selisih 1.000 pesantren dari yang ada saat ini. Artinya selisih itu yang belum memiliki izin. Jumlah santri ada 999.000 orang di Jatim, ini terbanyak nasional," ungkapnya.

Pewarta: Faizal Falakki

Editor : Vicki Febrianto


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024