Bojonegoro - Banjir luapan Bengawan Solo di wilayah hilir Jawa Timur mulai Bojonegoro, Tuban hingga Lamongan mulai berangsur surut, dengan ketinggian air pada papan duga sekitar 13,19 meter atau siaga I pada Rabu pukul 18.00 WIB. "Penurunan air Bengawan Solo di Bojonegoro cukup tajam, berkisar enam centimeter per jamnya," kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo, Muchtarom. Ia menjelaskan, ketinggian air Bengawan Solo pada papan duga di Bojonegoro pada satu jam sebelumnya mencapai 13,25 meter. Dengan penurunan ketinggian air tersebut, diperkirakan dalam beberapa jam ke depan, wilayah Bojonegoro sudah berada di bawah siaga banjir. Apalagi, lanjut Muchtarom, di Desa Karangnongko, Kecamatan Ngraho yang lokasinya sekitar 70 kilometer dari Kota Bojonegoro, ketinggian air Bengawan Solo turun drastis menjadi 24,55 meter pukul 18.00 WIB. "Ketinggian air Bengawan Solo di Tuban dan Lamongan juga turun, tapi diperkirakan pada Kamis (19/1) masih siaga banjir," ujarnya. Sementara ini, ketinggian air Bengawan Solo di Kecamatan Babat, Kabupaten Lamongan turun menjadi 7,75 meter (siaga III) pukul 18.00 WIB. Dalam waktu yang sama, ketinggian air Bengawan Solo di Plangwot, Kecamatan Laren, Lamongan sekitar 5,53 meter, di Karanggeneng 4,50 meter dan di Kuro 2,01 meter, yang berarti semuanya dalam kondisi siaga III. "Tidak ada laporan masuk di daerah hulu, Jateng dan Ndungus (Ngawi), sekarang ini terjadi banjir luapan Bengawan Solo," katanya. Ia menambahkan, apabila di daerah hulu, Jateng dan Ngawi tidak terjadi hujan dengan intensitas tinggi, banjir Bengawan Solo di daerah hilir Jatim akan segera surut. Hanya saja, surutnya air Bengawan Solo di daerah hilir tergolong lambat, karena debit banjir yang dibuang melalui sudetan Plangwot-Sedayu Lawas, Lamongan, alirannya melambat akibat karena pasang air laut . Sementara itu, Kepala UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Agus Bachtiar meminta masyarakat di daerah hilir Jatim tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman banjir luapan Bengawan Solo dan anak sungainya. Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), hujan dengan intensitas tinggi akan terjadi pada pertengahan Januari hingga Februari. "Selama periode curah hujan tinggi tersebut, peluang terjadinya banjir sangat tinggi," katanya. (*)

Pewarta:

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2012