Axelerasi Bhinneka Teknologi (Axelbit) menggelar pelatihan dengan metode bootcamp yang mengajarkan instalasi fiber optic aerial dan desain, serta implementasi fiber to the home (FTTH) ke praktisi dan teknisi. 

CEO Axelbit Herry Darmawan menjelaskan tujuan dari bootcamp ini untuk memberikan bekal kepada para praktisi dan teknisi, dengan harapan agar para pelaku mengetahui desain, pemasangan, instalasi, dan troubleshoot fiber optic secara komprehensif.

"Saat ini fiber optic sudah digunakan untuk distribusi dan akses. Di mana penggunaannya semakin meluas dari hulu sampai ke hilir. Itu sebabnya, perlu pemahaman tentang teori dan praktik untuk mendesain, menghitung, dan menerapkan topologinya," kata Herry dalam keterangan di Surabaya, Kamis.

Beberapa materi yang diikuti peserta meliputi dasar teori fiber optic, jenis-jenis kabel fiber optic, jenis-jenis fiber optic connector, praktik terminasi dan penyambungan fiber optic, drafter FTTH untuk desain dan kalkulasi redaman, praktik simulasi FTTH, dan setting OLT dan ONT. 

"Materi ini banyak digunakan untuk distribusi internet sampai ke rumah-rumah. Secara otomatis peserta mengikuti pelatihan dan praktek, baik di luar ruang maupun indoor," ujar Herry. 

Pada dasarnya Axelbit telah beberapa kali menggelar bootcamp, namun metode pelatihan praktik dan karantina ini merupakan yang pertama di Indonesia. Bahkan, Herry menegaskan ke depan pelatihan ini akan diperluas baik dari peserta maupun coverage-nya.

Keterlibatan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jawa Timur dan Zimmlink selaku provider kabel dan perangkat FTTH mempertegas bahwa goal pelatihan ini bukan kaleng-kaleng. 

"Ke depan kami berencana menggelar bootcamp fiber optic lebih luas. Tidak hanya di wilayah Jawa Timur," ujar Alumni Sekolah Tinggi Teknik Surabaya Jurusan Teknik Informatika ini.

Bidang Training APJII Jatim, Darian Rizaludin menyampaikan bahwa pengetahuan dalam bootcamp ini harus menjadi ilmu dasar. Utamanya bagi para pelaku industri teknologi untuk menggelar kabel fiber optic yang benar dan terdesain secara sistematis. 

"Perlu juga dilakukan sosialisasi peraturan kominfo tentang jasa jual kembali internet agar para pelaku industri dapat melakukan aktivitasnya tanpa melanggar regulasi," kata Darian.

Sementara itu, Cahyo Timur dari Capoeng Digital Network mengaku kegiatan ini sangat positif dan membantu bagi yang minim pengetahuan tentang fiber optik dan jaringan mikrotik. 

Sambutan positif juga disampaikan Rio Andika, pengajar SMK Candra Birawa Pare, Kabupaten Kediri. Ia berharap ada pelatihan lainnya guna meningkatkan pengetahuan dan skill. 

"Kami sangat memerlukan pengetahuan ini untuk perkembangan peserta didik kami di sekolah,” ucapnya.

Pewarta: Willi Irawan

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024