Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Kota Surabaya Rini Indriyani meminta seluruh kader PKK di 31 kecamatan membantu pembangunan wilayah setempat dengan aktif menyosialisasikan 10 program pokok organisasi.
"Saya yakin dengan pendampingan ibu-ibu PKK yang langsung turun ke lapangan untuk menyosialisasikan 10 program akan berdampak pada pembangunan Kota Surabaya," kata Rini di Surabaya, Selasa.
Adapun 10 program pokok tersebut meliputi, penghayatan dan pengalaman pancasila, gotong royong, pangan, sandang, perumahan dan tata laksana rumah tangga, serta pendidikan dan ketrampilan.
Kemudian, kesehatan, pengembangan kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan hidup, dan perencanaan kesehatan.
Menurutnya 10 program itu tak bisa dilepaskan dari pelaksanaan pembangunan Kota Surabaya, sehingga peran kader PKK menjadi krusial.
"Contoh dalam penanganan stunting bukan hanya soal kekurangan gizi tapi bagaimana pola asuhnya dan juga pola hidupnya. Hal-hal tersebut bisa dilakukan seorang perempuan dengan pendekatan yang khas," ujarnya.
Selain itu, Rini juga mengapresiasi keterlibatan para kader PKK karena mampu menurunkan angka stunting dan kasus kematian ibu serta anak.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, kasus stunting di Kota Surabaya turun signifikan dari angka 28,95 persen di tahun 2021, kini menjadi 1,6 persen.
"Pendampingan yang dilakukan seorang wanita selalu dengan perasaan dan memberikan hasil yang maksimal. Saya pribadi dan jajaran Pemkot Surabaya mengucapkan terima kasih, karena para Kader PKK sudah meluangkan tenaga dan pikirannya untuk warga Surabaya," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024
"Saya yakin dengan pendampingan ibu-ibu PKK yang langsung turun ke lapangan untuk menyosialisasikan 10 program akan berdampak pada pembangunan Kota Surabaya," kata Rini di Surabaya, Selasa.
Adapun 10 program pokok tersebut meliputi, penghayatan dan pengalaman pancasila, gotong royong, pangan, sandang, perumahan dan tata laksana rumah tangga, serta pendidikan dan ketrampilan.
Kemudian, kesehatan, pengembangan kehidupan berkoperasi, kelestarian lingkungan hidup, dan perencanaan kesehatan.
Menurutnya 10 program itu tak bisa dilepaskan dari pelaksanaan pembangunan Kota Surabaya, sehingga peran kader PKK menjadi krusial.
"Contoh dalam penanganan stunting bukan hanya soal kekurangan gizi tapi bagaimana pola asuhnya dan juga pola hidupnya. Hal-hal tersebut bisa dilakukan seorang perempuan dengan pendekatan yang khas," ujarnya.
Selain itu, Rini juga mengapresiasi keterlibatan para kader PKK karena mampu menurunkan angka stunting dan kasus kematian ibu serta anak.
Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023, kasus stunting di Kota Surabaya turun signifikan dari angka 28,95 persen di tahun 2021, kini menjadi 1,6 persen.
"Pendampingan yang dilakukan seorang wanita selalu dengan perasaan dan memberikan hasil yang maksimal. Saya pribadi dan jajaran Pemkot Surabaya mengucapkan terima kasih, karena para Kader PKK sudah meluangkan tenaga dan pikirannya untuk warga Surabaya," tuturnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2024